Orangtua M di Pemalang pertama kali mengetahui anak gadis mereka meninggal dari personel Unit Reskrim Polsek Cakung.
"Kata orangtuanya, memang sudah tiga hari terakhir enggak ada kabar. Padahal setiap hari biasanya teleponan sama orangtua di kampung," kata Waryuni mewakili keluarga tempo hari.
Identitas M terungkap setelah Tim Inafis Polri mencocokkan data sidik jari dengan data KTP elektronik korban.
"Pas datang ke sini (Rumah Sakit Polri Kramat Jati), memang dikasih tahu, kalau keponakan saya ini dianiaya," ujarnya.
Pihak keluarga, sambung Waryuni, terkejut mendengar kabar M sedang hamil sekitar 5 bulan. Sepengetahuannya, M belum menikah.
Muslihat Jahat AS Hingga Sewa Pikap
Pihak keluarga selama ini tahu M bekerja sebagai ART, namun polisi menjelaskan fakta baru di kasus ini.
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, M memberikan pelayanan open BO dan kekasihnya tahu ini.
Rencana menghabisi nyawa M sudah disusun AS selagi korban sudah tertidur pada Senin malam.
Baca juga: Dokter Muda Tersangka Kebakaran Maut di Tangerang Jalani Tes Kejiwaan
Saat itu AS pura-pura memesan layanan M lewat open BO fiktif melalui ponselnya.
"Tersangka tahu dan sering juga mengantar pekerjaan korban. Korban ini adalah seorang wanita yang pekerjaannya melakukan BO," ucap Yusri.
Berikutnya, pelaku memesan ojek online untuk M tujuannya halte di kawasan Cakung, Jakarta Timur.
"Ketika korban berangkat untuk bertemu dengan order fiktif tersebut, korban ditinggalkan seorang diri," sambung dia.
Tersangka AS lalu mendatangi dan mengajak ke tempat sepi untuk menunaikan niatnya menghabisi korban.
Di lokasi yang sudah ditentukan, pelaku menganiaya korban dengan tangan kosong.