Cerita Kriminal

Ironi Supri: Kena PHK karena Pandemi Nekat Merampok Demi Keluarga, Ayahnya Miris Tolak Uang Haram

Penulis: Jaisy Rahman Tohir
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir 

TRIBUNJAKARTA.COM, CISAUK - Menganggur adalah mimpi buruk bagi hampir seluruh orang dengan usia produktif. 

Pandemi Covid-19 membuat semakin banyak orang yang tidak tidur, namun menderita dengan mimpi buruk itu.

Terlebih orang tersebut adalah penopang hidup keluarga.

Supri Nekat Merampok

Hal itulah yang dialami Supriyatna, warga Kebon Manggu, Cisauk, Kabupaten Tangerang. 

Supri, panggilan karibnya, nekat merampok sebuah minimarket di kawasan Suradita, Cisauk, seorang diri.

Kejadian pada Minggu (8/8/2021) itu sangat disesalinya pada kemudian hari.

"Jadi tersangka ini sendirian. Dia datang ke TKP di Alfamart Suradita jam 19.30 WIB. Kemudian dia sudah menyiapkan alat berupa sebilah pisau sangkur menyerupai pisau sangkur," kata Kanit Reskrim Polsek Cisauk, Iptu Margana, menjelaskan kronologi kejadian, Jumat (13/8/2021).

Modusnya, Supri berpura-pura menjadi pelanggan yang hendak berbelanja.

Baca juga: Ayah Perampok Minimarket di Cisauk Minta Kapolsek Bebaskan Anaknya: Dia Gelisah Kena PHK

Namun beberapa saat kemudian, Supri bergerak ke kasir dan menodongkan sangkurnya ke pegawai seraya meminta semua uang dalam laci.

"Memang saat itu situasinya sedang sepi, di situ hanya ada dua karyawan terakhir."

"Hingga kasir ketakutan mengeluarkan uang dari meja kasir diberikan kepada tersangka," papar Margana.

Uang Rp 2,7 juta berpindah ke tangan Supri, dan dia langsung bergegas pergi.

Namun tidak lama, Supri diburu warga yang segera mengetahui perampokan itu.

Sukari, saat ditemui di rumahnya di kawasan Kebon Manggu, Cisauk, Kabupaten Tangerang, Jumat (13/8/2021). (TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir)

Hanya satu kilometer, Supri berhasil diringkus dan selanjutnya dibawa ke Polsek Cisauk. 

Saat diinterogasi, Supri mengaku motifnya tidak lain adalah tekanan ekonomi.

Ia ingin menafkahi keluarga, meskipun dirinya pengangguran.

"Dia sih faktor ekonomi untuk kebutuhan hidup. Tersangka sendiri pengangguran. Memang keluarganya pun kondisinya ya memprihatinkan lah saya bilang, keluarga tersangka ini. Maksudnya ekonomi pas-pasan gitu," paparnya.

Namun hukum tetaplah hukum, atas aksinya merampok minimarket, Supri dijerat pasal 368 KUHPidana tentang pemerasan dan kini berstatus tersangka.

Kini Supri mendekam di sel tahanan Polsek Cisauk guna mempertaggungjawabkan perbuatannya.

Sang Ayah Miris

Baca juga: Merasa Iba, Kapolsek Cisauk Beri Sembako ke Keluarga Perampok Minimarket

Sang ayah, Sukari (54), tak pernah berpikir anaknya bisa sampai hati merampok sebuah minimarket.

Sepanjang hidup, Sukari ingat betul anak keempatnya itu tidak pernah berbuat aneh-aneh.

"Dia orang baik terus terang saja. Pas sekolah sampai mengalami kerja belum bikin keonaran anak saya," ujar Sukari di kediamannya di kawasan Kebon Manggu, Cisauk.

Sukari menceritakan, selama ini, Supri dan abangnya merupakan tulang punggung keluarga.

Supri bekerja sebagai office boy di KPKNL Kota Tangerang dan abangnya berkerja sebagai roomboy di salah satu hotel di Kota Tangerang.

Kapolsek Cisauk, AKP Chairul Ridha, merasa iba dengan salah satu tersangka yang merampok minimarket karena terdesak kebutuhan ekonomi. (TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir)

Dua saudara lain yang lebih tua sudah menikah. Sedangkan adik perempuan yang bungsu masih sekolah.

Sukari yang mengalami cidera pada bagian pinggul kini tak bisa lagi bekerja. Sedangkan istrinya ibu rumah tangga.

"Justru dia sama abangnya tulang punggung keluarga. Keadaan saya sudah tidak bisa bekerja. Saya ketimpa bangunan. Itu kejadiannya Waktu kerja sudah tiga tahunan," ujarnya. 

Saat awal pandemi Covid-19 tahun lalu, karena alasan efisiensi, Supri mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dari KPKNL.

Menganggur selama setahun lebih nampaknya membuat Supri gelisah karena tak mampu berperan menambah pemasukan keluarga.

"Dia kena PHK saat awal PSBB tahun lalu. Iya dia gelisah saat di PHK, sampai sekarang belum kerja lagi," ujarnya.

Menurut sang ayah, kegelisahan Supri itu yang melatari niat merampok untuk mendapatkan uang. 

"Karena dia kemungkinan merasa tanggung jawab saja prediksi saya. Saya juga kaget kenapa bisa begitu," ujar Sukari.

Baca juga: Pemuda Pengangguran Rampok Minimarket di Cisauk Demi Nafkahi Keluarga, Begini Nasibnya Kini

Sukari miris dengan perbuatan Supri yang begitu dalam memendam kekecewaan karena tak bisa menafkahi keluarga.

Padahal di sisi lain, Sukari juga tidak ingin memakan uang haram, yang didapatkan dengan cara melanggar hukum.

"Mana ada orang tua mau menerima uang seperti itu," kata Sukari.

Dari balik jeruji besi, Supri mengaku khilaf. Matanya gelap akibat ketidakberdayaannya menghadapi situasi yang serba sulit itu.

Tuntutan peran sebagai anak yang berbakti dan ingin membalas jerih payah orang tua, semakin membuat Supri tenggelam dalam kegelapan yang menyesatkan.

"Karena dia kemungkinan merasa tanggung jawab saja prediksi saya. Saya juga kaget kenapa bisa begitu (merampok). Saat saya tanya kenapa begitu, dia jawabnya hanya 'kegelapan saja'," ujar Sukari menceritakan.

Bak kayu sudah menjadi arang, Supri hanya bisa meminta maaf kepada sang ayah, karena memilih cara yang salah.

"Dia juga bilang minta maaf sama saya," kata Sukari.

Kini, giliran Sukari yang menyesal. Ia merasa anaknya hanya korban pandemi yang begitu mencekik.

Ayah lima anak itu mengerti Supri sama sekali salah.

Namun sebagai orang tua, saat ditanya harapannya, Sukari hanya ingin anaknya bebas.

"Saya mohon tolong bebaskan anak saya. Saya menerima kesalahan anak saya. Yang penting anak saya bisa keluar saja. (*)

Berita Terkini