Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Niatan Angel bertemu anaknya, Putra Eka, warga binaan Lapas Kelas 1 Tangerang, yang bakal bebas pada Januari 2022, kandas.
Putra masuk daftar 41 narapidana yang meninggal dalam kebakaran Blok C2 Lapas Kelas 1 Tangerang, Rabu (8/9/2021) dini hari WIB.
"Bulan januari nanti akan keluar karena dapat remisi. Bloknya kebakaran jam 2 pagi, dia terkunci di kamar sehingga enggak bisa keluar," kata Angel sedih di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (8/9/2021).
Informasi anaknya terjebak sehingga tewas didapat dari penjelasan petugas lapas.
Setelah mendapat informasi, Angel diminta datang ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Baca juga: Duga Kebakaran Lapas Tangerang Disebabkan Korsleting, Polisi Analisa Kabel dan Instalasi Listrik
Di sini Polri membuka lokasi posko antemortem dan postmortem agar keluarga menyerahkan DNA korban untuk keperluan identifikasi.
"Iya mau cek DNA, saat ini kita masih syok," aku Angel.
"Keluarga minta polisi harus memberikan keterangan sejelas-jelasnya ke keluarga korban," imbuhnya.
Karopenmas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan identifikasi 41 narapidana korban kebakaran menggunakan metode Disaster Victim Identification (DVI).
Pihaknya meminta keluarga datang ke posko antemortem untuk memberikan sampel sidik jari korban atau dokumen semasa korban hidup, termasuk DNA keluarga inti.
Selain itu rekam medis riwayat pemeriksaan gigi korban semasa hidup.
Data ini untuk keperluan identifikasi dengan cara membandingkan data antemortem dengan postmortem.
Baca juga: 8 Narapidana Lapas Kelas 1 Tangerang Dipindahkan ke Polres Sebagai Saksi
Tangis Keluarga Pecah
Tampak sejumlah anggota keluarga besar narapidana korban tewas kebakaran pecah saat mendatangi Rumah Sakit Polri Kramat Jati sekira pukul 14.29 WIB.
Mereka tak kuasa menahan tangis karena kerabatnya ada di antara 41 kantong jenazah yang dibawa Instalasi Forensik.
Satu perempuan kerabat korban sempat mencoba menghampiri mobil jenazah.
Anggota Polri lalu sigap menghalau agar tidak mengganggu proses evakuasi jenazah ke Instalasi Forensik.
"Tenang bu, tenang dulu," pinta seorang anggota Polri menenangkan perempuan berusia sekitar 30 tahun yang menangis histeris.
Sejumlah anggota Polri dibantu kerabatnya lalu membawa perempuan itu menjauh.
Perempuan tadi lalu dituntun menuju posko postmortem.
Tangisnya tak langsung mereda seektika saat melihat deretan tujuh mobil ambulans dari RSUD Tangerang dan Pusdokkes Polri berjejer.
"Tolong dibantu ini didampingi dan diarahkan ke depan, ke bagian posko antemortem," ujar anggota Polri lain kepada bawahannya.
Baca juga: Sempat Video Call Sebelum Anaknya Tewas Terbakar di Lapas Tangerang, Nursin Bocorkan Kondisi Sel
50 Orang Dilibatkan
Tim DVI mulai mengidentifikasi 41 jenazah korban kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang dengan menurunkan 50 orang.
Komandan Operasi DVI Kebakaran Lapas Tangerang Kombes Hery mengatakan tim yang menangani proses identifikasi ke-41 jenazah terdiri dari anggota gabungan.
"Jumlah timnya berapa belum pasti karena baru dibentuk," ujar Hery.
"Tapi jumlahnya lebih dari 50 orang, ini melibatkan berbagai ahli," imbuh dia.
Mereka terdiri dari ahli forensik DNA, ontodologi, sidik jari.
Sementara anggota lain bertugas mengumpulkan data antemortem dan postmortem untuk kemudian mencocokannya hingga jenazah teridentifikasi.
Tim DVI dimungkinkan tidak hanya diisi anggota Pusdokkes Polri, tapi tenaga kesehatan lain dari sejumlah rumah sakit dan berbagai pihak lain.
"Jumlah anggota Tim DVI ini banyak karena kita harus bertugas dalam shift, jadi bergantian."
"Ada tim fase satu di lokasi kejadian, fase antemortem dan postmortem lokasinya di RS Polri Kramat Jati," kata dia lagi.
Di posko antemortem keluarga diminta menyerahkan data diri korban semasa hidup.
Untuk pengambilan sampel DNA keluarga inti berada di depan gedung Sentra Visum dan Medikolegal.
Sementara posko postmortem untuk pengambilan data sidik jari, sampel DNA, dan gigi jenazah korban.
Hery menuturkan lokasi posko postmortem berada di Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati.
"Kita upayakan secepatnya ada korban yang bisa teridentifikasi, doakan kami," kata Hery.