Gerakan 30 September

Tak Sadar Nonton Latihan PKI Semasa Kecil, Asiah Teringat Pesan Ayah 'Sebentar Lagi Ada Perang'

Editor: Kurniawati Hasjanah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asiah saat ditemui di kediamannya di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (3/2/2020).

TRIBUNJAKARTA.COM -  Asiah (65) mengenang semasa kecilnya saat peristiwa Gerakan  30 September Partai Komunis Indonesia (G30S PKI).

Saat itu usia Asiah baru menginjak 9 tahun dan memang besar di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.

Asiah mengaku, saat itu tak sadar jika dirinya sering menonton latihan PKI di dekat rumahnya.

"Ya rumah saya di situ. Orang tua saya asli orang sana," kata Asiah kepada TribunJakarta.com beberapa waktu lalu. 

Menurut Asiah,  seringkali ia melihat latihan sekelompok orang berpakaian tentara saat ia bersekolah.

Asiah masih mengingat banyak pasukan yang berpakaian tentara menggelar latihan perang di sekitar lokasi.

10 Pahlawan Revolusi (Tribun Pontianak)

"Namanya dulu ya, kita enggak tahu mana PKI mana TNI. Yang jelas mereka kan pakaian tentara. Saya cuma tahu saat itu banyak beredar kabar pengkhianat bangsa," jelas Asiah. 

Lebih lanjut, Asiah memaparkan, saat itu belum sadar jika yang ditontonnya merupakan latihan PKI. 

"Cuma karena masih kecil, saya enggak tahu kalau yang saya tontonin latihannya itu ternyata PKI," aku Asiah.

Lalu, Asiah sempat diingatkan sang ayah, Gancuk ketika ia duduk di kelas 3 SD. 

Baca juga: Kerap Diputar Setiap Bulan September, Ini 5 Fakta Film G30S/PKI yang Banyak Menuai Pro-Kontra

Saat itu Gancuk meminta Asiah selalu berhati-hati dan waspada.

"Hati-hati kamu kalau di jalan, banyak orang dicari tentara karena banyak pengkhianat bangsa. Sebentar lagi akan ada perang," pesan Gancuk yang diingat Asiah. 

Namun demikian, Asiah yang masih kecil menganggap ucapan  orangtuanya sebatas gurauan saja.

Sebab, saban pulang sekolah ia sudah terbiasa melihat pasukan memakai baju tentara sedang latihan perang.

Ketakutan mulai menyelimuti dirinya ketika melihat sikap sang ayah semakin bersiap di hari-hari berikutnya.

"Habis ngomong begitu, enggak lama saya lihat bapak saya gali lubang dalam sekali."

Baca juga: Sekilas Kisah Lettu Pierre Tendean Gugur di Peristiwa G30S/PKI, Wafat Usia 26 Tahun

"Katanya buat tempat kita sembunyi kalau beneran perang. Jadi semacam ruang sembunyi bawah tanah," ujar Asiah.

Ketakutan tinggalah ketakutan, dalam sekejap Asiah kembali lupa perihal peringatan orangtuanya.

Dengan polos, ia yang saat itu masih terbilang gadis kecil berjalan ke sekolah dan kembali menonton latihan perang.

Suasana Ramai Sebelum G30S PKI

Dikatakan Asiah, pagelaran Reog dan layar tancap sering digelar di kawasan Lubang Buaya pada malam.

"Tapi saya lupa lagi sama omongan bapak. Namanya anak kecil ya kita masih senang main. Apalagi suasana sebelum G30S PKI itu masih ramai," imbuh Asiah.

Namun, tiba-tiba saja saat itu semua ucapan sang ayah terbukti kebenarannya. 

Dimulai dari penghentian kegiatan belajar mengajar di sekolah secara tiba-tiba.

Arjono yang menjadi panutannya sebagai guru, dibawa paksa oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Baca juga: 56 Tahun Berlalu, Cek Kronologi Sejarah G30S/PKI dan Jenderal yang Selamat Berkat Soekarno

Belakangan beredar kabar, Arjono terbukti memfasilitasi para PKI untuk berlatih perang.

Rumah Arjono bahkan menjadi tempat penyimpanan senjata.

Keganasan PKI semakin terlihat jelas ketika satu per satu keberadaan Pahlawan Revolusi mulai ditemukan.

Asiah sempat menangis tersedu mengetahui sekolah dan hiburan seperti kedok PKI, agar kejahatan mereka tak terendus masyarakat.

"Akhirnya ucapan bapak saya benar. Area sekolah saya tuh kalau sekarang kayak dikasih garis polisi. Di dekat rumah Pak Arjono ditemukan mayat Pahlawan Revolusi. Akhirnya saya berhenti sekolah sampai di kelas 3."

Baca juga: Peringati G30S/PKI, Melihat Museum Sasmitaloka Jenderal TNI Ahmad Yani di Menteng

Setelah kejadian tersebut, Asiah tak lagi melanjutkan sekolah.

Asiah berubah menjadi anak yang lebih penurut kepada sang ayah dan tak lagi mudah mempercayai orang lain.

Berita Terkini