Sampel Air di Teluk Jakarta Masih Dianalisa, KAWALI Duga Ada Pihak Pengolahan Limbah B3 yang Bandel

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengambilan sampel air laut di Teluk Jakarta oleh Dinas LH DKI Jakarta, Sabtu (2/10/2021). Ketua Umum DPN Koalisi Kawali Indonesia Lestari (KAWALI) Puput Tri Dharma Putra buka suara soal temuan Paracetamol di Teluk Jakarta.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ketua Umum DPN Koalisi Kawali Indonesia Lestari (KAWALI) Puput Tri Dharma Putra buka suara soal temuan Paracetamol di Teluk Jakarta.

Meski Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta masih menguji kembali sampel air dari Teluk Jakarta terkait kandungan paracetamol tinggi, sejumlah pengamat tetap menyoroti kasus ini.

Puput misalnya. Ia menduga konsentrasi tinggi yang ada di Teluk Jakarta berasal dari pihak ketiga atau tranporter limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang membandel.

Sehingga mereka membuang limbah farmasi secara sengaja di Teluk Jakarta.

"Kalau dugaan saya kan banyak ya faktornya. Pertama kita bicara itu farmasi, berarti kan ada olahan pabrikasi, ada penggunaan, ada RS. Di sini saya menduga adanya pembuangan limbah yang tidak sah, ilegal, tidak berizin. Ada dugaan banyak limbah medis, mungkin ada pembuangan atau kebocoran dari si pengepul atau transporter ini membuang di Teluk Jakarta. katanya kepada awak media, Jumat (15/10/2021).

Baca juga: Telusuri Sumber Pencemaran Paracetamol di Teluk Jakarta, Dinas LH DKI Ambil Sampel Air Sungai

Dugaan ini diucapnya bukan tanpa alasan. Pasalnya beberapa kali Puput menemukan fakta bahwa pencemaran limbah B3, satu diantaranya akibat transporter yang lali.

"Artinya pihak ketiga ini ada yang benar pengolahannya, pengepulnya tapi ada juga yang nakal. Kan ini sering kita temukan dan beberapa kali kami laporkan pencemaran limbah B3. Jadi memang temuan limbah medis yang dibuang sembarangan, limbah industri, kami sering menemukan itu dan mengadukan ke pihak terkait," lanjutnya.

Atas kejadian ini, Puput berharap ada regulasi yang baik dari pemerintah soal pengolahan limbah B3.

Selanjutnya, ia menilai perlunya pemahaman terkait bahaya limbah B3 kepada masyarakat hingga ke seluruh instansi terutama rumah sakit.

Baca juga: Pemprov DKI Ungkap Dugaan 3 Sumber Pencemaran Paracetamol di Teluk Jakarta

"Maka perlu adanya pemahaman terkait bahaya limbah B3 medis dan kedepan perlunya standar fasilitas limbah B3 medis pada setiap RS harus di terapkan, karena banyak temuan fasilitas penampungan limbah B3 medis di RS masih ada yang minim fasilitasnya," jelasnya.

"Ditambah lagi pihak RS kadang kesulitan mengakses kerja sama dgn pihak ke 3 pemusnahan limbah B3 medis sejak situasi Covid dan meningkatnya limbah medis," tandasnya.

Sebagai informasi, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sudah ambil sampel air laut di Teluk Jakarta.

Menindaklanjuti ramainya pembicaraan terkait hasil riset yang menemukan konsentrasi paracetamol tinggi di Teluk Jakarta, yakni di Angke dan Ancol, Dinas LH DKI mulai melakukan sejumlah upaya.

Pengambilan sampel air laut di Teluk Jakarta oleh Dinas LH DKI Jakarta, Sabtu (2/10/2021) (Instagram @dinaslhdki)

Pada Sabtu (2/10/2021), Dinas LH DKI melakukan pengambilan sampel air laut di lokasi.

Halaman
123

Berita Terkini