Sementara, soal nama Sahroni yang dijagokan sebagai pengganti Anies Baswedan, Choirie mengungkapkan, hal itu belum resmi keputusan partai.
Namun ia meyakini, dengan kapasitas Sahroni saat ini, partai akan menyetujuinya.
"Meskipun belum ada rapat resmi untuk membahas itu, tapi insya Allah semuanya aklamasi kalau dia mau maju menjadi gubernur DKI karena dia memiliki syarat-syarat yang cukup untuk itu," kata Choirie.
Setelah duet nama beda partai itu digulirkan, Choirie mengklaim respons masyarakat terhadap Sahroni-Airin sangat baik.
"Setelah saya lempar itu, respons publik lumayan luar biasa komentarnya. Pada umumnya positif, pada umumnya megnatakan ini ideal," kata Choirie.
Namun, ia memastikan hingga saat ini Nasdem masih menunggu respons lebih lanjut dari publik mengenai wacana menduetkan Sahroni dengan Airin.
"Itu kita tawarkan dulu ke publik, nanti kemudian orang mungkin memantaskan, cocok, akhirnya kan elektabilitas popularitasnya tinggi, likeabilitasnya oke," ujar Choirie.
Bu Airin Jangan Baper
Di sisi lain, Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, memiliki pandangannya sendiri tentang potensi Airin diboyong ke DKI.
Adi melihat pernyataan tentang Airin, terutama dari Mohammad Taufik tidaklah serius.
Nama Airin disebut secara umum sebagai sosok yang memiliki potensi untuk berebut kursi Gubernur DKI.
Bagi Bu Airin sepertinya jangan dulu terbawa perasaan alias baper melihat isu Pilgub yang tengah menghangat ini.
"Tak ada pernyataan yg menyebut Gerindra tertarik Airin. Omongan Taufik bersifat umum hanya nyebut sejumlah nama potensial yang kemungkinan bisa maju di Pilkada. Itupun atas nama pribadi bukan sikap resmi partai," kata Adi, Jumat (7/1/2022).
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu juga mengatakan bahwa Gerindra sudah memiliki sosok kuat, yakni Ahmad Riza Patria atau Ariza.
Bahkan Ariza dsebut sebagai harga mati DKI 1 dari Gerindra.
"Gerindra punya jagoan kuat A Riza Patria yang saat ini jadi Wagub Anies. Dari segi popularitas tentu mengungguli nama lain. Dan pastinya Riza harga mati bagi Gerindra diusung maju Jakarta," Adi.