Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengkritik pernyataan Gubernur Anies Baswedan yang menyebut penyelenggaraan Formula E hanya untuk menjalankan Peraturan Daerah (Perda).
Prasetyo bilang, tidak ada aturan spesifik yang mengatur soal penyelenggaraan Formula E.
Perda yang dimaksud Anies pun dalam pelaksanaannya ditujukan untuk membayar utang.
"Itu Perda APBD Perubahan tahun 2019 tentang pembayaran commitment fee Formula E senilai Rp 560 miliar," ucapnya dalam keterangan tertulis, Senin (24/1/2022).
Politisi senior PDIP ini menyebut, pembayaran commitment fee atau uang komitmen Formula E bagian sudah dibayar sebelum APBD Perubahan 2019 disahkan.
Baca juga: Pernyataan Anies Soal Formula E Bikin Politisi PDIP Geram, Bandingkan dengan MotoGP: Tak Masuk Akal
Saat itu, Anies menginstruksikan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Ahmad Firdaus untuk meminjam uang kepada Bank DKI.
Untuk memuluskan rencana ini, Surat Kuasa Nomor 747/-072.26 pun diterbitkan Anies pada 21 Agustus 2019 lalu.
Dalam surat itu, Ahmad Firdaus diberikan kekuasaan untuk mengajukan pinjaman kepada Bank DKI sebesar 10 juta poundsterling atau setara Rp180 miliar.
Pinjaman pun dilakukan sehari setelah surat kuasa itu diterbitkan Gubernur Anies Baswedan.
Dengan demikian, uang komitmen Formula E sudah dibayar sejak Agustus 2019, sedangkan APBD Perubahan baru disahkan September 2019.
Dana yang sudah dialokasi dalam APBD Perubahan 2019 itu pun kemudian digunakan untuk mengembalikan pinjaman dan membayar termin kedua sebesar 10 juta poundsterling atau setara Rp 180 miliar.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Meroket Lagi, Keterisian BOR di DKI Capai Angka 31 Persen, ICU 8 Persen
Sehingga total uang komitmen yang saat itu dibayar Anies untuk menggelar ajang balap Formula E tahun 2019 sebesar Rp 360 juta.
"Jadi Perda APBD Perubahan 2019 itu justru bukan sepenuhnya untuk membayar commitment fee Formula E, tapi juga untuk membayar utang ke Bank DKI," ujarnya.
Untuk itu, Prasetyo meminta agar Anies tidak berlindung dibalik Perda dalam menjalankan ambisinya menggelar Formula E.
Diberitakan sebelumnya, Gubernur Anies Baswedan membantah tudingan yang menyebut dirinya terlalu ngotot menggelar Formula E.
Menurutnya, dirinya hanya menjalankan apa yang diamanahkan dalam Peraturan Daerah (Perda).
"Formula E itu ditetapkan anggarannya lewat Perda APBD, di situ sudah ditetapkan sebagai program, karena itu harus dilaksanakan," ucapnya di kanal Youtube Total Politik yang dikutip TribunJakarta.com, Jumat (21/1/2022).
Sebagai kepala daerah, Anies pun merasa punya kewajiban untuk menjalankan program-program yang tertuang dalam Perda tersebut.
"Tugas gubernur melaksanakan semua ketentuan perundangan, termasuk Perda dan Perda itu ada tentang Formula E."
"Kemudian itu saya jalankan," ujarnya.
Untuk itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengaku heran ketika ada banyak pihak yang menganggapnya terlalu ngotot menggelar Formula E.
Baca juga: Anies Ngaku Sibuk, PSI Menyindir: Ke Warteg Sempat, Harusnya Cek Sirkuit Formula E Masih Berlumpur
"Ketika dipertanyakan 'kenapa ini dipaksakan', bukan dipaksakan, ini adalah aturan daerah dan sudah ditetapkan," ujarnya.
Sebagai informasi, Fraksi PSI DPRD DKI menjadi pihak yang paling menolak keras pelaksanaan Formula E yang akan diselenggarakan Juni 2022 mendatang.
Selain dinilai tak transparan, Anies juga dinilai terlalu memaksakan diri lantaran minim persiapan.
Hal ini diungkapkan politisi PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo usai melakukan sidak di lokasi trek Formula E di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
"Jadi saya rasa hal ini wajar dan lumrah saja, karena isu Formula E ini sangat berdampak besar karena menggunakan uang rakyat yang sampai saat ini belum jelas pertanggungjawabannya seperti apa," ucapnya saat dikonfirmasi, Kamis (6/1/2022).
Dari hasil sidak itu, Ara, sapaan akrab Anggara curiga, Formula E Operations (FEO) belum melihat secara langsung lokasi lintasan balap.
Sebab, Giring cs hanya menemukan gerombolan kambing yang berkeliaran di sekitar kawasan tersebut.
Belum lagi kondisi tanah di lokasi itu yang tidak stabil lantaran menjadi area pembuangan lumpur.
Hal ini pun sempat menyebabkan kaki Giring terjeblos masuk ke dalam tanah tersebut.
"Saya tidak yakin FEO sudah turun ke lokasi untuk memberikan kepastian bahwa tempat itu bisa dilangsungkan pembangunan sirkuit di sana," ujarnya.
Baca juga: Anies Baswedan Sindir Giring yang Hobi Kritik Formula E: Kasihan Waktunya Longgar Betul
Untuk itu, ia tak yakin trek Formula E bisa selesai sebelum digelar pada Juni 2022.
"Dari kasat mata kan masih sangat mentah ya, karena tanahnya butuh penguatan kan.
Penguatan tanah itu kan butuh waktu," kata Ara. (*)