Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyebut Gubernur Anies Baswedan tebang pilih dalam menjalankan Peraturan Daerah (Perda).
Ia pun menyoroti program normalisasi sungai yang hingga kini tidak dijalankan dengan baik oleh Gubernur Anies Baswedan.
Hal ini dikatakan Prasetyo menanggapi klaim Anies yang menyebut Formula E digelar untuk menjalankan Perda.
Perda yang dimaksud Anies ialah tentang APBD Perubahan 2019, di mana Pemprov DKI Jakarta mengalokasikan anggaran untuk membayar uang komitmen Formula E.
Bila Anies menjadikan Perda itu sebagai dalih menggelar Formula E, maka Prasetyo meminta agar orang nomor satu di DKI itu menjalankan semua program yang tertuang di dalamnya, termasuk pembebasan lahan untuk normalisasi sungai.
"Tapi faktanya Gubernur tidak melaksanakan perintah Perda tersebut dan tidak mau melaksanakan pembebasan lahan," ucapnya dalam keterangan tertulis, Senin (24/1/2022).
Baca juga: Anies Klaim Gelar Formula E untuk Jalankan Perda, Ketua DPRD DKI: Itu Buat Bayar Utang
Baca juga: Wakil Ketua DPRD DKI Semprot Giring, Kritikan Tak Pakai Nalar: Serangan ke Anies Cuma Buat Konten
Prasetyo menilai, program naturalisasi sungai ini sangat krusial dalam mengatasi banjir di ibu kota.
Pemprov DKI diberi tugas untuk melakukan pembebasan lahan di lokasi normalisasi.
Sedangkan, proses pengerjaan normalisasi akan dilaksanakan pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Namun akibat tidak dijalankannya proses pembebasan lahan oleh Anies otomatis program normalisasi tak bisa dijalankan.
Prasetyo pun menuding, Anies tak melakukan pembebasan lahan demi menjaga nama baiknya.
"Gubernur takut dicap tukang gusur," ujar politisi senior PDIP ini.
Prasetyo pun meminta agar Anies fokus menyelesaikan persoalan yang selama ini jadi momok bagi warga ibu kota.
"Masalah Jakarta itu dua, macet dan banjir. Jadi tolong, ayo sama-sama kerja, fokus dulu ke masalah itu," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah tudingan yang menyebut dirinya terlalu ngotot menggelar Formula E.
Menurutnya, dirinya hanya menjalankan apa yang diamanahkan dalam Peraturan Daerah (Perda).
"Formula E itu ditetapkan anggarannya lewat Perda APBD, di situ sudah ditetapkan sebagai program, karena itu harus dilaksanakan," ucapnya di kanal Youtube Total Politik yang dikutip TribunJakarta.com, Jumat (21/1/2022).
Sebagai kepala daerah, Anies pun merasa punya kewajiban untuk menjalankan program-program yang tertuang dalam Perda tersebut.
"Tugas gubernur melaksanakan semua ketentuan perundangan, termasuk Perda dan Perda itu ada tentang Formula E. Kemudian itu saya jalankan," ujarnya.
Untuk itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengaku heran ketika ada banyak pihak yang menganggapnya terlalu ngotot menggelar Formula E.
"Ketika dipertanyakan 'kenapa ini dipaksakan', bukan dipaksakan, ini adalah aturan daerah dan sudah ditetapkan," ujarnya.
Sebagai informasi, Fraksi PSI DPRD DKI menjadi pihak yang paling menolak keras pelaksanaan Formula E yang akan diselenggarakan Juni 2022 mendatang.
Selain dinilai tak transparan, Anies juga dinilai terlalu memaksakan diri lantaran minim persiapan.
Hal ini diungkapkan politisi PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo usai melakukan sidak di lokasi trek Formula E di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
"Jadi saya rasa hal ini wajar dan lumrah saja, karena isu Formula E ini sangat berdampak besar karena menggunakan uang rakyat yang sampai saat ini belum jelas pertanggungjawabannya seperti apa," ucapnya saat dikonfirmasi, Kamis (6/1/2022).
Dari hasil sidak itu, Ara, sapaan akrab Anggara curiga, Formula E Operations (FEO) belum melihat secara langsung lokasi lintasan balap.
Sebab, Giring cs hanya menemukan gerombolan kambing yang berkeliaran di sekitar kawasan tersebut.
Belum lagi kondisi tanah di lokasi itu yang tidak stabil lantaran menjadi area pembuangan lumpur.
Hal ini pun sempat menyebabkan kaki Giring terjeblos masuk ke dalam tanah tersebut.
"Saya tidak yakin FEO sudah turun ke lokasi untuk memberikan kepastian bahwa tempat itu bisa dilangsungkan pembangunan sirkuit di sana," ujarnya.
Untuk itu, ia tak yakin trek Formula E bisa selesai sebelum digelar pada Juni 2022.
"Dari kasat mata kan masih sangat mentah ya, karena tanahnya butuh penguatan kan. Penguatan tanah itu kan butuh waktu," kata Ara.