Nestapa Pedagang Tempe di Depok: Modal Habis Imbas Kedelai Meroket Tapi Sulit Ganti Profesi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rasjani (49) Ketua paguyuban pedagang tempe Dadi Rukun di Kota Depok, Senin (21/2/2022).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, CIMANGGIS - Siang ini ratusan Pedagang Tempe di Kota Depok yang tergabung dalam Paguyuban Dadi Rukun menggelar aksi mogok kerja di Kelurahan Tugu, Cimanggis.

Aksi kali ini digelar imbas dari terus melambungnya harga kacang kedelai, sejak sebulan belakangan ini.

Ketuga Paguyuban Dadi Rukun, Rasjani (49), mengungkapkan, kondisi ini membuat anggotanya yang berjumlah 120 orang kelimpungan mencari nafkah.

Dikatakan olehnya, sebelumnya harga perkuintal kacang kedelai seharga Rp 800 ribu.

Namun kini, harganya meningkat tajam menjadi Rp 1.125.000 perkuintal.

Baca juga: Kacang Kedelai Melambung Tinggi, Pedagang Tempe di Depok Demo Sampai Mogok Produksi

"Tadinya Rp 800 ribu perkuintal, sekarang jadi Rp 1.125.000 perkuintal. Ini yang bikin kami mogok bersama karena sudah gak kuat lagi," katanya pada TribunJakarta, Senin (21/2/2022).

Rasjani tak pernah mengetahui faktor apa yang membuat bahan baku tempe ini mahal. Bahkan, ia menyebut kenaikan harga tempe sempat terjadi sebanyak tiga kali dalam sehari.

Aksi demo mogok kerja pedagang tempe di Kota Depok, Senin (21/2/2022). (Dwi Putra Kesuma/TribunJakarta.com)

Padahal, menurutnya stok kacang kedelai di Kota Depok dalam kondisi aman.

"Kacang selalu standby ada, gak pernah kurang stok kedelai. Tapi harganya melambung terus," keluhnya.

Lebih lanjut, Rasjani menuturkan saat ini para pedagang tempe di Kota Depok tak lagi memiliki modal untuk produksi.

"Jadi luar biasa ya drop ekonominya. Jualan buat belanja kacang. Jadi modal keluar untung gak ada. Bahkan sampai gak punya modal," kata Rasjani.

Baca juga: Ikut Mogok Produksi pada 21-23 Februari, Produsen Tempe di Sunter Jaya Mulai Stop Perebusan Kedelai

Ketika ditanya apakah ada anggotanya yang beralih profesi, Rasjani mengatakan hal tersebut nampaknya sulit untuk dilakukan.

Bukan tanpa sebab, Rasjani sendiri mengaku tak tahu harus beralih ke profesi apa bila meninggalkan profesinya yang sekarang, karena belum ada keahlian yang lainnya.

"Belum sih (ada anggotanya yang beralih profesi). Kami hanya berharap pemerintah bisa mengambil tindakan untuk menstabilkan harga kacang. Juga agar masyarakat tahu bahwa harga kacang memang sedang tinggi," pungkasnya.

Berita Terkini