TRIBUNJAKARTA.COM - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menitipkan pesan tegas kepada Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran.
Hal itu terkait penanganan kasus pelaku penusukan anggota TNI AD di Waduk Pluit, Jakarta Utara beberapa waktu lalu.
Pesan itu disampaikan langsung oleh Jenderal Andika kepada Irjen Fadil yang mendatangi Mabes TNI.
Kepada Jenderal Andika, awalnya Irjen Fadil melaporkan bahwa tinggal satu dari enam pelaku penusuk angggota TNI di Waduk Pluit yang masih buron.
"Ada satu yang belum tertangkap hanya perannya tidak signifikan yakni membawa pelaku kabur.
Baca juga: Pria Disabilitas Kaget Didatangi Istri Panglima TNI, Tak Nyangka Diberi Hadiah Gitar Istimewa
Saat ini sedang kami cari.
Dari enam pelaku, lima sudah ditangkap termasuk pelaku utama yang menikam dua kali," kata Irjen Fadil kepada Panglima TNI dilansir dari Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa.
Jenderal Andika pun meminta agar pihaknya terus diinformasikan mengenai perkembangan terkini kasus kematian anak buahnya di Waduk Plui.
"Proses, nanti kita koordinasi ke penuntutannya," tegas Jenderal Andika.
Mantan KSAD itu pun meminta para pelaku yang menghilangkan nyawa anak buahnya itu.
"Kita ingin maksimal juga
.Saya diinfokan terus perkembangannya supaya kita bisa kawal sampai penuntutan juga," pinta Jenderal Andika.
Kronologi
Diberitakan sebelumnya, Pratu Sahdi ditusuk pada saat nongkrong di warung seberang Waduk Pluit pada Minggu (16/1/2022) dini hari sekira pukul 3.00 WIB.
Pengeroyokan maut terhadap anggota TNI dari satuan Raider Kostrad TNI AD ini bermula saat kelompok pelaku tengah mencari seseorang di seputaran kawasan Waduk Pluit.
Saat itu, kelompok pelaku mendatangi Pratu Sahdi yang sedang ngopi bersama rekannya di sebuah warung seberang Waduk Pluit.
Pelaku awalnya sempat menanyakan asal korban.
Karena korban tidak menjawab, otak pelaku bernama Baharudin akhirnya memukul Pratu Sahdi hingga terjadi perkelahian.
Peristiwa berdarah ini berakhir saat Baharudin menusuk Pratu Sahdi hingga meninggal dunia.
Di sisi lain, dua korban lainnya yaitu seorang pengendara yang melintas bernama Samsul Ma'arif serta pemilik warung bernama Soleh.
Keduanya luka-luka dan menjalani perawatan.
Keberadaan korban di Jakarta
S (23), anggota TNI AD yang tewas ditusuk di Waduk Pluit pada Minggu (16/1/2022) dini hari lalu berasal dari Garut, Jawa Barat.
Yang bersangkutan merupakan anggota di Bataliyon Infanteri (Yonif) Raider 303 Garut.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Wibowo mengatakan, sebelum tewas ditusuk, korban sedang berada di Jakarta untuk kepentingan terapi kesehatan.
"Korban dari kesatuan Yonif Raider 303 Garut. Kebetulan korban ini sedang berobat terapi dan berada di Jakarta, sampai terjadi peristiwa tersebut," kata Wibowo di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (17/1/2022).
Peristiwa ini terjadi pada Minggu dini hari sekitar pukul 3.00 WIB, saat beberapa warung di seberang Waduk Pluit masih buka.
Baca juga: 3 Orang Diamankan, Pelaku Utama Pengeroyokan yang Tewaskan Anggota TNI di Waduk Pluit Masih Buron
Korban awalnya sedang ngopi bersama dua rekannya di salah satu warung dan didatangi para pelaku.
Awalnya, pelaku sempat menanyakan kepada S terkait asal daerahnya.
Karena tidak dijawab, pelaku kesal dan memukul korban hingga terjadilah perkelahian.
Pada saat perkelahian tersebut lah pelaku menusuk korban hingga meninggal dunia.
Wibowo menambahkan bahwa tiga orang sudah diamankan terkait kasus penganiayaan maut ini.
"Kita sudah amankan tiga orang. Satu sudah dijadikan tersangka, dua orang hanya sebagai saksi," kata Wibowo.
Satu dari tiga orang yang diamankan berinisial R.
Baca juga: Kabur Gara-gara Panik Ada Polisi, Kurir Ini Seruduk 5 Motor, 6 Gerobak dan 1 Kios Permanen di Legok
Ia terlibat memiting korban pada saat pengeroyokan terjadi Minggu dini hari.
"Perlu kami sampaikan peran R ini membantu memiting korban ketika korban ini dipukul oleh tersangka B," kata Wibowo.