Cerita Kriminal

Terungkap Ada Peran Ahli Forensik dr Hastry di Balik Terkuaknya Kematian Bidan & Anak oleh Tunangan

Penulis: Elga Hikari Putra
Editor: Elga H Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kabiddokkes Polda Jawa Tengah yang juga dokter forensik senior Kombes Pol dr Sumy Hastry Purwanti ikut mengungkap kasus kematian bidan dan anaknya yang dilakukan oleh sang tunangan.

"Saya yakinkan itu meninggal sebelum sang wanita ditemukan atau sekitar 3-4 pekan," papar Kombes Hastry.

Diketahui, jasad MFA memang yang lebih dulu dibuang oleh pelaku ke kolong tol KM 425 Susukan, Kelurahan Pudakpayung, Kota Semarang pada Minggu 20 Februari 2022.

Sedangkan jasad S baru dibuang ke lokasi yang sama oleh pelaku pada 7 Maret 2022 hingga akhirnya ditemukan pada 13 Maret 2022.

Motif pelaku

Baca juga: Tangis Tetangga Cerita Sosok Bidan yang Dihabisi Tunangan, Terkuak Ada Perubahan Keseharian Korban

Motif pelaku menghabisi nyawa ibu dan anak lantaran dia emosi dititipkan korban S untuk menjaga MFA yang bakal menjadi calon anak sambungnya.

Adapun Dony diketahui sudah melamar S yang merupakan seorang janda.

Saat diminta menjaga MFA, Dony yang menuding balita itu nakal kemudian emosi dan tega menyiksanya.

Dony memukuli, tak memberi makan, lalu menyekap MFA di kamar sehingga anak S itu kelaparan dan mati lemas.

Direskrimum Polda Jateng Kombes Djuhandani Rahardjo Puro menahan tangis saat konferensi pers terkait pembunuhan ibu dan anak di Polda Jateng, Jumat (18/3/2022). (TribunJateng.com/Iwan Arifianto)

Peristiwa memilukan terhadap anak itu dilakukan di rumah pelaku di Kota Semarang.

"Habis itu korban dibuang di bawah tol dengan tubuh telanjang pada Minggu, 20 Februari 2022," kata Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Pol Djuhandani Rahardjo Puro saat mengungkap kasus ini, Jumat (18/3/2022).

Sedangkan S yang sudah beberapa hari tak mendapat kabar MFA terus mencecar calon suaminya itu tentang keberadaan anaknya.

Dony yang panik kemudian meminta korban untuk datang ke Kota Semarang.

Mereka kemudian bertemu di exit tol Sukun, Banyumanik.

Dari Terminal Sukun, mereka berdua datang ke sebuah hotel di Jalan Dr Wahidin, Kota Semarang.

Ketika di hotel itu, kebetulan korban melambaikan tangan dengan seorang pria.

Halaman
1234

Berita Terkini