Cerita Kriminal
Tangis Tetangga Cerita Sosok Bidan yang Dihabisi Tunangan, Terkuak Ada Perubahan Keseharian Korban
Tangis tetangga Sweetha pecah saat tahu bidan asal Sleman itu jadi korban pembunuhan yang jasadnya ditemukan di bawah jembatan tol Semarang-Bawen.
TRIBUNJAKARTA.COM - Tangis tetangga Sweetha pecah saat mengetahui bidan asal Sleman itu menjadi korban pembunuhan yang jasadnya ditemukan di bawah jembatan tol Semarang-Bawen, wilayah Banyumanik, Kota Semarang.
Tetangga juga mengungkap adanya perubahan keseharian korban yang sebelumnya terbuka dan akrab.
Diketahui, Sweetha Kusuma Gatra Subardia (32) bersama anaknya Feisya Alfarizqi (5) dihabisi oleh tunangannya DKE (31).
Tetangga korban bernama Ayu (34) menangis mendengar kabar pembunuhan bidan itu.
Ia mengaku cukup dekat dengan anak Sweetha, Feisya.
Baca juga: Terungkap Fakta Mayat Bidan dan Bocah 5 Tahun di Tol: Tunangan Cemburu hingga Nekat Dibunuh Bergilir
Ayu pun kaget saat mengetahui jasad ibu dan anak itu ditemukan di bawah jembatan tol Semarang-Bawen.
"Saya kaget, waktu itu masih di Sragen. Posisinya kan simbah saya juga baru meninggal, lalu dapat kabar (pembunuhan) itu. Kok begini? Terus saya nangis, wong anaknya deket sama kita," kata dia.
Ayu mengakui dirinya mengenal baik dan akrab dengan bidan Sweetha.
Namun beberapa bulan terakhir, kehidupan Sweetha semakin tertutup.
Jarang berbicara karena selepas kerja kadang langsung masuk ke dalam rumah.
"Tapi dulu saya dekat banget. Orangnya baik," kata dia.
Selama ini, bidan Sweetha tinggal di Kapanewon Mlati, Sleman .
Baca juga: Mau Ketemu Anaknya yang Ternyata Sudah Jadi Tengkorak, Bidan di Wates Berakhir Tragis di Kolong Tol
Tetangga korban lainnya bernama Sundari (50) mengungkapkan sosok sang bidan yang biasa dipanggil Mbak Tata.
"Orangnya itu baik, ramah. Tapi akhir-akhir ini terlihat sangat sibuk. Pernah ditanyain, katanya kerja di dua tempat. Setahu saya Nakes di RS dan admin online baju," kata tetangga korban, Sundari (50), ditemui Jumat (18/3/2022).
Sundari mengaku kaget, ketika mendengar tetangganya itu menjadi korban pembunuhan di Semarang.
