Putra Ridwan Kamil Kecelakaan

Sosok Hendar yang Sayang Eril Bak ke Adik Sendiri, Rela Sakit demi Lindungi Sulung Ridwan Kamil

Penulis: Siti Nawiroh
Editor: Yogi Jakarta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tak hanya keluarga, sosok ini begitu kehilangan Emmeril Khan Mumtadz yang meninggal terseret arus di Sungai Aare, Bern, Swiss.

TRIBUNJAKARTA.COM - Bukan hanya keluarga saja yang kehilangan Eril, Hendar juga merasakan rasa duka mendalam ditinggal sulung Ridwan Kamil tersebut.

Hendar yang sudah bersama sejak 16 tahun lalu itu bahkan tak sanggup melihat foto Eril ketika pemuda tersebut masih dinyatakan hilang di Sungai Aare, Bern, Swiss.

Hendar sudah menganggap Eril bak adik kandungnya sendiri.

Sejak Eril berusia 8 tahun, Hendar menjadi salah satu orang yang selalu di sisinya.

Hendar selalu menemani Eril dalam kesehariannya hingga tak heran banyak memori indah yang tersimpan dalam dirinya.

Baca juga: Inilah Sosok Masbro yang Diceritakan Ridwan Kamil Sebagai Sahabat Eril Saat Masih SMA

Pertama kali mendengar kabar Eril hilang, Hendar yang merupakan asisten pribadinya ini sangat sedih.

Hendar mengaku mendapatkan kabar pria bernama lengkap Emmeril Khan Mumtadz itu hilang itu sehari setelahnya.

"Saya tahunya itu pagi hari Jumat, kejadianya hari Kamis kan. Saya tahunya Jumat jam 7 pagi,"

Tak hanya keluarga, Hendar juga berduka atas meninggalnya Eril. (Kolase Tribun Jakarta via Instagram)

"Saya sangat kaget banget itu," tutur Hendar dikutip TribunJakarta.com dari YouTube Intens Investigasi, Jumat (17/6/2022).

Mendengar berita itu, mendadak seluruh tubuh Hendar bak kehilangan tenaga. Untuk berdiri saja, Hendar mengaku tak bisa.

Hendra tak bisa berkata-kata memikirkan nasib Eril yang kala itu belum ditemukan.

"Saya di situ sampai gak bisa berdiri, sampai duduk," ucap Hendar menahan tangis.

Saat Eril belum ditemukan, Hendra terus terbayang-bayang wajahnya di kediaman Ridwan Kamil.

Eril tinggal bersama Hendra di kediaman pribadi Ridwan Kamil.

Sementara keluarga Ridwan Kamil tinggal di Gedung Pakuan semenjak menjabat jadi Gubernur Jawa Barat.

Baca juga: Hati Atalia Hancur, Zara Dekap Peti Jenazah Eril Ungkap Kerinduan: Satu Pelukan Terakhir. .

"Saya kalau naik ke atas, ke kamar, suka meneteskan air mata, karena teringat, sepi, ingat beliau. Ada berita di tv, suka nangis," kata Hendar.

Hendar teramat sayang kepada Eril, sudah menganggapnya bak adik sendiri.

Hendar bahkan rela mengorbankan dirinya dengan memberikan jaketnya kepada Eril agar tak kehujanan.

Padahal risikonya, Hendar bisa saja sakit karena kehujanan.

Inilah Hendar, asisten pribadi yang sangat kehilangan sosok Eril. (Ig/ Intens Investigasi)

Momen itu terjadi beberapa tahun lalu ketika Hendar menjemput Eril pulang sekolah.

"Inget waktu-waktu pulang sekolah pergi sekolah, hujan-hujanan kan dia gak ada jas hujan tuh, saya buka jaket saya dipakein kedia, itu kesan saya ke aa," tuturnya.

Tak hanya itu, Hendar juga pernah menyelematkan Eril yang ketiduran di atas motor saat akan pergi les.

Saat itu hujan deras, Eril yang tertidur sambil dibonceng Hendar tiba-tiba ketiduran.

Untuknya, Hendar langsung menangkap Eril dengan tangan kanannya.

“Disitu gak akan lupa, Karena kalau saya jatuh sama aa juga jatuh," tambahnya.

Hendar merasa ada yang aneh

Hendar yang sudah paham kebiasaan Eril merasa ada hal yang tak biasa ketika majikannya tersebut berangkat ke Swiss.

"Waktu dia mau berangkat agak aneh gitu, gak seperti hari-hari biasa,"

Baca juga: Masih Pagi Makam Eril Sudah Ramai Peziarah, Ridwan Kamil Siap Menata Hidup Baru: Izinkan Papah. .

"Dia pas mau berangkat kan ke Pakuan dulu, bawa koper dari sana di sini gak ada koper,"

"Dia turun dari mobil bawa koper jalan aja sendiri, jalannya sambil nunduk, dia gak ngomong," tutur Hendar.

Ketika melihat Eril membawa koper, Hendar bertanya apakah sulung RK tersebut hendak pergi.

Eril meninggal dunia setelah terseret arus Sungai Aare, Bern, Swiss. (Ig/ Emmeril)

Namun jawaban yang keluar dari mulut Eril hanya seadanya.

"Waktu dia (Eril) mau berangkat, agak aneh, enggak seperti hari-hari biasa,"

"Pas mau berangkat kan dia ke Pakuan dulu, pas turun dari mobil, dia bawa sendiri, jalannya nunduk. Pas saya tanya 'A Eril mau pergi ? Pergi ke mana ?'. Dia (Eril) enggak jawab. Terus (tanya lagi) 'berapa lama perginya ?'. Dia enggak jawab," ungkap Hendar.

Tak hanya itu, sikap tak biasa Eril berlanjut ketika ia tengah membereskan pakaiannya.

Diakui Hendar, Eril biasanya meminta bantuannya untuk packing pakaian.

Namun sebelum pergi ke Swiss, Eril justru merapihkan sendiri pakaiannya.

"Biasanya (Eril) suka minta bantuin (bawa beresin barang). Kemarin enggak,"

"Dia beres-beres sendiri. Dia bawa koper dari atas ke bawah, koper segitu gedenya, dia bawa sendiri," kata Hendar Zaehanan.

Momen tersebut, lanjut Hendar, merupakan momen terakhir pertemuannya dengan Eril.

Berita Terkini