Polemik Pergantian Nama Jalan di Jakarta

Hilangnya Sejarah dan Nilai Budaya pada Pergantian Nama Jalan di Jakarta, Ini Penjelasan JJ Rizal

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelang Jalan Mpok Nori yang menggantikan nama Jalan Raya Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (17/6/2022).

TRIBUNJAKARTA.COM - Pergantian nama jalan bukanlah sekedar perubahan nomenklatur, keruwetan mengurus ulang dokumen kependudukan, tapi juga ada sejarah dan budaya yang hilang.

Berbagai peristiwa terekam di daerah yang erat dengan sebuah nama. Belum lagi dengan sejarah di balik penunjukkan sebuah nama jalan.

Ada juga pesan dan doa dari sebuah nama jalan.

Semua itu sirna kala diganti oleh nama yang baru.

Hal itulah yang disoroti Sejarawan JJ Rizal kala menanggapi kebijakan Gubernur DKI Jakarta yang mengganti 22 nam jalan di Jakarrta dengan nama 22 tojoh Betawi.

Baca juga: JJ Rizal Ungkap Kisah Toleransi di Balik Nama Jalan Warung Buncit yang Kini Tergantikan

"Penggantian nama jalan itu juga dikuatirkan jika asal akan menimbukkan kerugian kehilangan sejarah dan nilai budaya. Sebab pada nama tempat, nama jalan juga tersimpan sejarah dan nilai budaya yang penting," kata JJ Rizal kepada TribunJakarta.com, Rabu (29/6/2022).

Pendiri Penerbit Komunitas Bambu itu menyebut Jalan Warung Buncit Raya sebagai contohnya.

Kini nama Warung Buncit sudah tiada. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggantinya menjadi Jalan Hj. Tutty Alawiyah.

Padahal, menurut JJ Rizal, Warung Buncit memiliki sejarah tentang toleransi orang Betawi di Jakarta.

Kata Buncit berasal dari seorang tokoh Tionghoa, yakni Tan Boen Tjit.

Sejarawan JJ Rizal menjadi pembicara dalam acara 'Tantangan Budaya Betawi Hadapi Arus Liberalisasi Global yang digelar di Warun Komando, Jl. DR. Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (6/3/2016). Dalam acara tersebut, lelaki yang mengaku keturunan asli Betawi itu menyatakan, bahwa Kesenian Tradisional Ondel-ondel dipengaruhi oleh Kebudayaan China berupa bonek raksasa bernama Kaioshin. Kini, JJ Rizal berbicara tentang pesan di balik nama Jalan Kebon Kcang dan Bambu Apus yang diganti Gubernur Anies Baswedan. (Tribunnews)

Tan Boen Tjit dikenal sebagai sosok yang pemurah terhadap warga pribumi Jakarta hingga begitu dihargai.

"Jalan Warung Buncit Raya itu ada sejarah keindahan toleransi dan inklusivitas masyarakat Betawi. Mereka (warga Betawi) yang identik dengan Islam memberi nama daerah dengan jalannya nama seorang Tionghoa, Tan Boen Tjit. Inilah toponimi Warung Buncit. Bukankah ini nilai sejarah budaya yang penting buat kekinian kita," kata JJ Rizal.

"Persoalannya bukan pada nama tokohnya, meskipun ada tokoh yang belum jelas peran sejarahnya, tetapi pada kurangnya kehati-hatian dalam proses memilih tempat menaruh nama-nama tokoh tersebut," tambahnya.

Selain Warung Buncit, JJ Rizal juga menyebut Jalan Kebon Kacang dan Jalan Bambu Apus yang sarat akan nilai budaya.

Kebon Kacang dan Bambu Apus merupakan representasi harapan akan kota yang hijau.

Baca juga: Sejarawan Bicara Pesan Penting Leluhur di Balik Nama Jalan Kebon Kacang dan Bambu Apus

Halaman
1234

Berita Terkini