Polemik Pergantian Nama Jalan di Jakarta

Pergantian Nama Jalan Tuai Protes, 7 Kelompok Masyarakat Adukan Program Anies ke PDIP

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono saat ditemui di gedung DPRD DKI, Rabu (22/9/2021). Sebanyak tujuh kelompok masyarakat mengadukan persoalan pergantian nama jalan kepada Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Sebanyak tujuh kelompok masyarakat melayangkan protes tentang program Gubernur Anies Baswedan, pergantian nama jalan di Jakarta.

Aduan tersebut disampaikan melalui Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta.

"Itu yang mengajukan ke Fraksi PDI-Perjuangan itu kan makin hari makin bertambah. Tujuh kelompok warga masyarakat yang melaporkan ke Fraksi PDI-Perjuangan," kata Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono saat dihubungi, Minggu (3/7/2022).

Menurutnya, aduan ini bakal terus bertambah seiring polemik pergantian nama jalan yang masih bergulir.

Politikus PDIP ini pun berharap agar Pemprov DKI Jakarta melakukan evaluasi kembali sebelum pergantian nama jalan di Jakarta berlanjut.

Baca juga: PDIP Pertanyakan Motif Anies Baswedan Ngotot Lanjutkan Pergantian Nama Jalan: Apakah Sekedar Itu?

"Penolakan warga masyarakat makin hari makin bertambah. Artinya kebijakan itu kan mendapat penolakan dari masyarakat. Ya sepakat (ada evaluasi), karena 22 nama belum kelar apalagi mau ditambah."

"Makanya apa sih motif apa sih pergantian nama itu? apakah hanya sebatas motifnya ingin memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh Jakarta? apakah sekedar itu. Maka kajian menjadi penting," pungkasnya

 

Anies Teruskan Pergantian Nama Jalan

Diberitakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan masih ada banyak jalan yang akan diubah namanya menjadi nama tokoh Betawi.

"Ini (pergantian nama jalan) tidak selesai di sini. Ini gelombang pertama, nanti kami akan teruskan sampai tuntas," ucapnya di Balai Kota, Senin (27/6/2022).

Orang nomor satu di DKI ini menyebut, keputusan pergantian nama diambil sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa mereka yang telah melestarikan kebudayaan Betawi.

Dengan demikian, nama para tokoh Betawi itu akan tetap selalu dikenang dan jasanya tak dilupakan oleh generasi penerus bangsa.

"Ini akan mencerminkan di kota ini ada banyak pribadi-pribadi yang berjasa. Ini adalah kota di mana perjuangan dilakukan dan berkumpul begitu banyak pahlawan dan pribadi berjasa," ujarnya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2022) (Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)
Halaman
1234

Berita Terkini