"Itu desa sangat terpencil dapat listrik pas sudah lulus sebagai penerbang.
Jaraknya 2 km dari jalan raya sehingga menuju desa saya, listrik gabisa masuk," tutur Wastum yang kini menjabat Komandan Komando Sektor III Koopsud III.
Jadi penerbang kebanggaan TNI AU
Setelah lulus dari AAU berstatus peraih Adhi Makayasa atau lulusan terbaik, Wastum sebenarnya ingin menjadi prajurit Paskhas.
Namun lagi-lagi takdir menuntunnya menjadi seorang penerbang.
Tak main-main, Wastum dipercaya memiloti pesawat tempur F16 yang pada masanya merupakan pesawat paling canggih milik TNI AU.
"Saya maunya penerbang helikopter gamau tempur karena tangan saya kasar biasa nyangkul bantu bapak saya di sawah," kata Wastum menceritakan masa awal karirnya di TNI AU.
"Jadi penerbang F16 itu yang tertinggi sebelum ada Sukhoi.
Baca juga: Anak Tukang Cukur Lolos Masuk Akmil, Awalnya Kaget dengan Kehidupan Taruna: di sini Tak Bisa Santai
Ga semua orang bisa bawa F16," kata Wastum.
Salah satu prestasi paling diingat Wastum saat menjadi pilot F16 adalah ketika dia ditunjuk mengucapkan Dirgahayu HUT RI dari udara di atas Istana Negara pada tahun 2014 silam.
Waktu itu Wastum masih berpangkat Letnan Kolonel.
Meski sudah lihai memiloti pesawat tempur F16 selulusnya dari AAU pada tahun 1996, rupanya kala itu Wastum belum bisa mengendarai mobil.
Ada momen kocak yang membuatnya akhirnya memberanikan mengemudi mobil.
Saat itu, komandan Wastum memintanya langsung menyopiri dia.
"Setelah terbang saya disuruh nyetir sama komandan.
Belum bisa tapi karena disuruh komandan akhirnya belajar.
"Jadi saya belajar nyopir setelah saya sudah mahir terbang F16," tutur Wastum.