"Dia itu kalau gak kerja, dia gak melakukan kegiatan dia takut pikun, dia gak pikun. Dia kepengen tetep aktif, tetep smart, walaupun dengan umur yang udah lansia ya. Saya gak tau kejadiannya itu sampai merenggut nyawa dia," imbuhnya.
Pada saat kejadian, kata Maria mendiang ayahnya itu diketahui tengah menjadi penumpang dari salah satu angkutan umum.
Ia pun mengatakan tak tahu bahwa sang ayah saat itu turut menjadi korban peristiwa kecelakaan lalu lintas.
"Selasa saya dapat kabar. Saya Senin gak tau sama sekali, tapi Selasa saya dikasih kabar sama sepupu saya, dikasih tau yang namanya Shinto. Nah Shinto itu adalah yang menyatakan kejelasan buat saya,"
"Dari alamat meyakinkan, dari tanggal lahir Papah, saya ditanya polisi dan polisi mencocokan iya benar, dan ada tes DNA," katanya.
Sebagai informasi, jenazah Sintong Hutapea adalah satu dari 9 jenazah jenazah korban kecelakaan lalu lintas di Cibubur yang berhasil di identifikasi di RS Polri Keramat Jati, Jakarta Timur.
Delapan jenazah lainnya yang juga sudah diserahkan kepada pihak keluarga, ialah anggota TNI AL Peltu Sumarno (51) dan istrinya Priyastini (50) PNS TNI AL warga perumahan TNI AL, Kecamatan Jonggol, Bogor.Ardi Nurcahyanto (23), warga Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Depok, kemudian pasangan suami istri Warni (42) dan Iyus Supriatna (50), warga Desa Ciangsana, Gunung Putri, Bogor.
Pasangan suami istri Muhammad Sirat (41) dan Sugiyatmi (38) warga Dusun V, RT 01/RW 06, Desa Pucangagung, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, dan juga Muhammad Ruslan (44) yang kini tinggal bersama orangtuanya di Jalan Swadaya Ujung, RT 09/RW 17 nomor 64 D, Kelurahan/Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.
Sementara selain 9 korban tersebut, ada satu jenazah korban kecelakaan di Jalan Alternatif Cibubur lainnya yang tidak diidentifikasi di RS Polri Kramat Jati.
Sebab, usai kejadian jenazah dibawa ke RS Permata Cibubur.