"Dalam penelusuran kami, Bharada E bukan (anggota) jago tembak," beber Edwin.
Selama menjalani pemeriksaan asesmen psikologis di LPSK, Bharada E belum pernah terlibat baku tembak dengan orang lain di manapun.
Dalam arti lain, kejadian yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo adalah insiden pertama Bharada E terlibat baku tembak.
"Bharada E mengatakan belum pernah menembak orang sebelumnya," ucap dia.
Baca juga: Bukan Bharada E, Terungkap Ada Sosok Setiap Pagi Datangi Rumah Tersangka Kasus Brigadir J di Manado
Bharada E juga baru memakai Glock 17 pada November 2021 dan mendapatkannya dari Divisi Propam Polri di mana Ferdy Sambo sebagai atasannya.
"Dia (Bharada E, red) baru dapat pistol itu bulan November tahun lalu, menurut keterangannya itu dari Propam," kata Edwin lagi.
Terkahir kali Bharada E latihan menembak pada Maret 2022 lalu. Sedangkan insiden baku tembak pada empat bulan setelahnya yakni pada 8 Juli 2022.
"Dalam beberapa keterangan memang menurut kami ada yang perlu di-crosscheck kebenarannya. Kami juga belum meyakini," tukas Edwin.
Awal rilis kasus kematian Brigadir J, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi pada Selasa (12/7/2022), mengatakan bahwa Bharada E penembak nomor satu kelas satu di Resimen Pelopor Brimob.
Burdhi Herdi juga menyebut Bharada E ajudan Ferdy Sambo.
Belakangan yang menjadi perhatian, Bharada E dibekali pistol Glock 17 buatan Austria saat adu tembak dengan Brigadir J yang memakai HS 19, pistol buatan Kroasia.
Penelusuran TribunJakarta, Glock 17 adalah pistol yang dirancang oleh Gaston Glock, insiyur dan pengusaha Austria. Pistol ini menggunakan peluru kaliber 9 MM dengan magasin 17 peluru.
Glock adalah pistol semiotomatis dengan jarak tembak maksimal 50 meter.
Glock banyak dipakai oleh polisi di beberapa negara Eropa. Di tingkat Polri, Glock 17 adalah pistol pegangan jenderal.
SIMAK VIDEONYA: