Ditanya lazimkan seorang Bharada E memegang Glock 17, Susno Duadji menjelaskan semua itu kembali pada aturan Polri, khususnya terkait SOP pemegangan senjata.
Menurut dia, pertama seorang anggota memegang senjata tergantung kepentingan tugasnya.
"Kalau dia tukang masak saja enggak perlu. Kalau dia memang mengawal pimpinannya ini ke mana-mana dan pimpinannya ini punya jabatan strategis, mungkin dianggap penting," terang Susno Duadji.
Susno Duadji menggaris bawahi, Polri tak bisa memberikan begitu saja senjata kepada polisi. Karena si pemegang harus menjalani tes psikologi.
"Kalau orang berangasan, gampang marah, itu enggak boleh pakai senjata," beber dia.
Selain tes psikologi, institusi Polri akan melihat kemampuan teknis polisi tersebut soal senjata termasuk membongkar dan membersihkannya.
Susno Duadji tak menampik Bharada E sebagai anggota Brimob pastilah punya kemampuan memegang senjata. Karena Brimob adalah pasukan tempur Polri.
"Untuk bersenjata itu tergantung kepentingan tugasnya. Saya tidak bisa menilai kasus itu," ucap Susno Duadji.
Baca juga: Kuasa Hukum Ngotot Bharada E Jago Nembak, Kamaruddin Balas dengan Sindiran: Kita Semua Sudah Pintar
Pegang Glock November 2022
Belakangan LPSK buka suara, bahwa Bharada E bukanlah jago tembak dan bukan juga ajudan Ferdy Sambo yang pangkatnya sebagai jenderal bintang dua.
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi menjelaskan, Bharada E merupakan sopir untuk akomodasi Ferdy Sambo sehari-hari.
"Harus diketahui, Bharada E ini bukan sniper, bukan ajudan (ADC). Bharada E ini adalah sopir," kata Edwin Partogi kepada wartawan pada Kamis (4/8/2022).
Edwin Partogi mendapatkan keterangan berdasarkan hasil pemeriksaan asesmen psikologis terhadap Bharada E tempo hari.
"Info dari Bharada E, beliau sopir untuk Irjen Ferdy Sambo," ucap Edwin Partogi.
Menariknya, Edwin Partogi menjelaskan Bharada E adalah anggota Polri yang baru menggunakan senjata pada November 2021 dan tidak mahir menembak.