TRIBUNJAKARTA.COM - Tegang! Di tengah rapat dengan Majelis Kehormatan Dewan (MKD), Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mendadak meminta rapat dilaksanakan dengan tertutup.
Sugeng rupanya ingin menyebutkan dua nama Anggota DPR RI yang menghubunginya terkait kasus pembunuhan berencana Brigadir J yang dilakukan oleh Ferdy Sambo.
TONTON JUGA
Ia menjelaskan pada tanggal 12 Juli 2022, atau beberapa hari setelah Brigadir J dibunuh di rumah dinas Ferdy Sambo, dua anggota DPR RI itu menghubunginya melalui WhatsApp.
"Pada tanggal 12 Juli, ada dua anggota dewan yang pertama mengirim WA, WAnya masih di saya, yang satu mengirim WA berita dari Komnas HAM," ucap Sugeng dikutip TribunJakarta dari TV One,
"Yang intinya nyoya PC ini harus dilindungi, ternyata korban,"
"Lalu yang bersangkutan menelepon saya," imbuhnya.
Baca juga: Nasib Sahabat Ferdy Sambo Fahmi Alamsyah Diungkap Kapolri, Tingkahnya Bikin Rekan Seprofesi Dongkol
Kala itu sempat ada ketengangan antara Sugeng dan anggota DPR itu, terkait panggilan 'dinda'.
"Ada sedikit ketenganm karena saya dipanggil 'dinda'," ucap Sugeng.
"Saya tersinggung, saya marah, dia kaget, rupanya saya tidak bisa digertak, jangan main-main dengan saya, akhirnya reda, kita ngopi," imbuhnya.
Anggota DPR itu lalu mengajak Sugeng untuk berdiskusi soal Ferdy Sambo.
Baca juga: Ferdy Sambo Minta Maaf Disurat Tulis Tangan, Tulus dari Hati? Pakar Mikro Ekspresi Bilang Begini
Menurut Sugeng anggota DPR tersebut menyebut Ferdy Sambo hanya korban dalam kasus kematian Brigadir J.
"Lalu dia cerita soal FS, ada satu kata yang kalau saya sebut, bisa diduga siapa," ucap Sugeng.
"Dia bilang FS ini korban, FS ini dizolimi, harga dirinya diinjak-injak,"
"Istrinya dilecehkan persis sama," imbuhnya.