"Dia (Anies) tidak selesai membangun Intermediate Treatment Facility (ITF) sebagai upaya menyelesaikan masalah sampah di DKI Jakarta. Karena sampah di TPST Bantargebang sudah nyaris melebihi kapasitas. Hal ini disebabkan pemprosesan sampah masih didominasi menggunakan cara open dumping dan landfill," tuturnya.
Selama memimpin DKI Jakarta, Anies dinilai hanya memikirkan pembangunan infrastruktur dibandingkan dengan dengan masalah yang harus dirasakan langsung oleh masyarakat seperti banjir dan macet. Selama ini, Anies hanya membanggakan Jakarta International Stadium (JIS) dan pagelaran Formula E.
"Kalau kita flashback dalam kepemimpinan Anies, dia pernah sesumbar bahwa ingin fokus membangun manusia Jakarta saja, dan tidak akan fokus kepada pembangunan Infrastruktur, karena menurut dia, hanya Firaun sajalah yang fokus kepada pembangunan infrastruktur," beber Kent.
Pada kenyataannya, tegas Kent, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu gagal total, berdasarkan Biro Pusat Statistik (BPS) Jakarta, angka kemiskinan mengalami kenaikan sebesar 4,69 persen jika dibandingkan sebelum Anies menjabat yang sebesar 3,78%.
"Angka kemiskinan mengalami kenaikan berdasarkan data dari BPS Jakarta, sebesar 4,69 persen. Jadi mau tidak mau ya ujung ujungnya dia tetap mementingkan pembangunan infrastruktur ini, karena hanya itu saja yang bisa dia lakukan. Belakangan ini dia kerap menjual soal pembangunan JIS dan Formula E. Pembangunan soal JIS itu tidak bisa diklaim secara sepihak bahwa itu kerjaanya Anies semata, tetapi ada campur tangan Pak Jokowi dan Ahok pada eranya," beber Kent.
Lalu soal pagelaran Formula E, kata Kent, hingga saat ini tidak ada kejelasan laporan penanggung jawaban terkait acara tersebut hingga purna tugas.
"Pagelaran Formula E yang sudah selesai dilaksanakan sampai Anies Purna tugas pun gak jelas juntrungannya, audit terkait pelaksanaan pagelaran Formula E yang di gaung-gaungkan sebelumnya yang akan dilaksanakan secara transparan terkait pemakaian anggarannya, sampai sekarang pun tidak jelas dan tidak ada action apapun," ketus Kent.
Oleh karena itu, menurut Kent, Pj Gubernur DKI Heru harus melakukan kegiatan yang bisa langsung dieksekusi dan manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat DKI Jakarta.
"Dan menurut pengamatan saya terkait temuan permasalahan di lapangan yang paling krusial adalah masalah banjir, air bersih, normalisasi sungai dan pengerukan lumpur secara serentak, masif dan rutin serta penanganan sampah yang semakin darurat di Jakarta. Saya berharap agar Pak Heru bisa tancap gas terkait persoalan-persoalan tersebut, agar warga Jakarta segera dapat merasakan manfaatnya," pungkasnya.