Dimana, jenis durian ini diketahui juga cukup banyak digunakan sebagai campuran makanan.
Seperti campuran es krim, pancake, sop durian, dan lain-lain.
Dalam sehari kini ia bisa menjual sekitar 400-500 porsi es dawet durian.
Buka mulai pukul 10.00 WIB, biasanya dagangan Pak Slamet ini selalu laris diburu pembeli hingga pukul 15.00 WIB.
Segar dan Lumer di Mulut
Karena tertarik, TribunJakarta.com mencoba seporsi es dawet durian di sini.
Ramainya antrean pembeli, terlihat memadati gerobak es milik Pak Slamet saat kami berkunjung.
Baca juga: Melihat Pohon Durian Tua Sejak Zaman Jepang di Bogor, Masih Berbuah: Sampai Dicicipi Bima Arya
Lokasinya, tak jauh dari Gedung Gelanggang Remaja Duren Sawit, Jakarta Timur.
Dua buah toples ukuran besar berisi santan dan gula, berderetan di sisi pojok gerobak tersebut.
Sementara di sampingnya, terdapat sebuah dandang ukuran besar menjadi tempat untuk cendol hijaunya.
Yang begitu menarik perhatian, ialah dua buah kotak besar yang penuh berisi durian kupas di depan deretan toples-toples berisi gula dan santan tersebut.
"Kalau baru pertama kali datang ke sini, es buatan saya nggak enak," kata Pak Slamet berkelakar.
"Daripada saya bilang enak, eh ternyata gak suka. Jadi mending di coba saja," katanya.
Walau begitu, antreannya yang cukup ramai membuat kami penasaran juga dengan citarasanya.
Apalagi, kalau melihat durian kupas yang menggunung di dalam wadah besar, Pak Slamet.