TRIBUNJAKARTA.COM - Fakta baru terungkap bahwa M Ecky Listiantho (34) membunuh kemudian menyimpan jasad korbannya, Angela Hindriati Wahyuningsih (54) selama tiga tahun.
Bukan November 2021, Ecky rupanya sudah membunuh Angela sejak tahun 2019 hingga kemudian kasus ini terbongkar pada akhir 2022.
Itu artinya, sudah tiga tahun Ecky menyembunyikan jasad Angela yang ditemukan di sebuah rumah kontrakan di Bekasi.
"Betul (dibunuh pada 2019)," ujar Kepala Unit (Kanit) IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Tommy kepada Kompas.com, Selasa (24/1/2023).
Polisi berhasil mengungkap hal tersebut berdasarkan keterangan Ecky kepada keluarga Angela.
Selain keterangan Ecky, data perbankan Angela juga jadi penguat.
"(Waktu pembunuhan diketahui) dari keterangan Ecky dan dikuatkan dari data perbankan Angela dan keterangan keluarga korban," ucap Tommy.
Setelah membunuh Angela, Ecky tak langsung memutilasinya melainkan ada jeda.
Namun polisi masih mendalami kapan waktu pastinya Ecky memutilasi jasad Angela.
"Ada jeda," lanjut Tommy.
Saat ditemukan polisi di sebuah rumah kontrakan, jasad Angela kondisinya sudah hancur.
Namun ada beberapa bagian yang tersisa yakni rambut dan daging yang memungkinkan polisimelakukan proses identifikasi.
"Kondisi sudah dimutilasi, tapi masih ada rambut dan daging," ucap Tommy.
Baca juga: Ecky Listiantho Dibunuh dan Mutilasi Angela Hindriati pada 2019, Ternyata Berdasarkan Data Perbankan
Ecky dan jasadnya ditemukan sudah termutilasi di salah satu kontrakan di Bekasi akhir tahun 2022.
Mulanya Ecky mengaku membunuh Angela sudah November 2021, ternyata sudah dibunuh sejak 2019.
Menilik lagi ke belakang, Angela sebenarnya sedang dicari keluarga karena menghilang sejak Juni 2019.
Kerabat Angela, Djodit mengatakan Angela dinyatakan bertugas ke Bandung tapi tak kembali pada 24 Juni 2019.
Seminggu kemudian Djodit dan kerabat yang lain mencoba mendatangi apartemen milik Angela.
Namun dikatakan Djodit, apartemen itu sudah ditempati oleh Ecky.
Djodit kemudian meminta untuk bertemu dengan Ecky guna mencari tahu keberadaan Angela.
"Akhirnya kita coba mencari tahu kontak Ecky dan mengajak bertemu, akhirnya pada 15 Juli 2019 Ecky menemui kami," kata Djodit.
Pertemuan itu dilakukan di Stasiun Gambir karena Ecky hendak pulang ke rumahnya di Bandung.
Namun Djodit tak mendapatkan titik terang, Ecky tak tahu keberadaan Angela.
Bahkan Ecky pun mengaku tengah mencari Angela untuk transaksi jual beli apartemen.
"Kamu tahu dimana (Angela) apa tidak, dia menjawab saya juga sedang mencari terkait transaksi apartemen. Bagaimana transaksinya? Katanya apartemennya sudah dibeli dan dibayar secara tunai nilainya antara Rp 800 juta - Rp 1 miliar secara tunai," jelas Djodit.
Djodit sebenarnya sudah merasa heran ketika Ecky menjelaskan soal transaksi aparteman miliaran rupiah dengan dibayar kes.
Baca juga: Bukan Hanya Ecky Listiantho, Tersangka di Kasus Mutilasi Angela Ternyata Bakal Bertambah
Namun karena pembawaan Ecky yang santai, Djodit tak sampai berpikir yang macam-macam.
"Kita sudah bertanya-tanya, hari gini ada yang bayar tunai sebesar itu, aneh. Tapi Ecky itu pada waktu ketemu kami menjawab dengan sangat tenang, kalem. Cuman ada dua kemungkinan, satu memang dia tak tahu apapun (Angela) dimana, yang kedua dia profesional," kata Djodit.
Tersangka bakal bertambah
Seperti diketahui, polisi telah menetapkan status tersangka Ecky yang diduga sebagai pembunuh dan pemutilasi Angela.
Namun Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, kemungkinan ada potensi tersangka baru.
"Ada potensi tersangka baru," kata Hengki, Kamis (19/1/2023).
Meski begitu, Hengki belum merinci terkait kemungkinan adanya tersangka baru dalam kasus tersebut.
Dia hanya mengatakan sejauh ini pihaknya mendapatkan fakta baru soal kematian Angela.
Motif ternyata bukan hanya asmara, Ecky tega melakukan hal itu juga karena ingin menguasai harta pacarnya itu.
"Fakta tersebut berdasarkan saksi serta bukti-bukti pendukung, bahwa tersangka Ecky juga memiliki niat lain untuk menguasai harta milik korban Angela," jelasnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News