Pasalnya selama ini Briptu RF tak pernah mengeluh.
"Selama ini tidak pernah ada sedikitpun mengeluh persoalan yang terjadi, ibaratnya kalau ada hujan pasti ada mendung," ujar Muslih dikutip TribunJakarta dari Kompas.com.
"Ini nggak ada mendung, hujan gitu loh, itu yang kita pertanyakan sampai saat ini," imbuhnya.
Muslih mengaku saat ini masih berduka dan butuh waktu untuk berpikir apa yang akan dilakukan terkait kematian Briptu RF.
Baca juga: Mabuk Bawa Celurit Mau Balas Dendam ke Begal, 5 Pemuda Diringkus Polisi di Bekasi
"Nanti saya masih akan berpikir kejanggalan-kejanggalan yang saya alami terhadap anak saya untuk membuktikan kebenarannya, ini masih pendalaman masih koordinasi," katanya.
Terkait asmara, Muslih menyebut Briptu RF memang sempat berkonflik dengan mantan kekasihnya yang merupakan anggota Densus 88.
Namun konflik tersebut diduga hanya karena Briptu RF dan kekasihnya memiliki kesibukan yang padat.
"Kalau tunangannya itu kan juga memang pernah datang ke sini, dan saya juga pernah melamar ke sana,"
"Cuma konflik itu kan konflik pribadi saya tidak bisa menyimpulkan sebenarnya kalau saya duga itu ya karena saling sibuk sendiri karena calonnya itu kan Densus 88 kalau anak saya di ajudan," jelasnya.
Meski begitu, sebelum meninggalnya, Briptu RF tak pernah bercerita sedang memiliki masalah.
Padahal, biasanya Briptu RF bercerita ketika ada masalah.
Baca juga: Cari Motif Mahasiswa UI Bunuh diri di Apartemen Jaksel, Polisi Libatkan Apsifor & Periksa Psikolog
"Orangnya diam, ya baik juga sih, kalau ada apa-apa baik juga sih ngomong, orangnya pokoknya dekat dengan beliaunya (Kapolda Gorontalo)," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Briptu RF ditemukan tewas di dalam mobil dinas.
Briptu RF meninggal dengan luka tembak di dada kiri.
Ia ditemukan tewas terkunci di dalam mobil dinas Polda Gorontalo, pagi tadi.