"Semuanya berharap dihukum seberat-beratnya, kalau bisa hukuman mati," ujarnya.
Ruja'i mengaskan, pelaku harus mendapatkan hukuman yang setimpal.
Sebab, kata dia, nyawa seseorang tidak bisa tergantikan dengan apapun.
"Karena anak saya engga bisa dibayar dengan uang, nyawa harus bayar nyawa," tegasnya.
Di tempat yang sama, ibu angkat korban, Kusmiati (51) mengutarakan hal senada.
Baca juga: Tukul Pembacok Arya Saputra Siswa SMK di Bogor Sudah Buron 2 Bulan, Terkuak Kondisi Makam Korban
Ia berharap pelaku mendapatkan hukuman seberat-beratnya.
"Kalau dihukum ringan kan bisa keluar, kalau anak saya kan engga bisa kembali," katanya.
Seperti diketahui, Arya Saputra meninggalkan orang-orang yang dicintainya dengan cara yang cukup tragis, yaitu menjadi korban pembacokan oleh pelajar lain ketika pulang sekolah pada Jumat (10/3/2023).
Arya Saputra yang saat itu bersama empat orang temannya sedang menyebrang jalan di Simpang Pomad terkena sabetan senjata tajam oleh tiga orang pelajar yang berboncengan dari arah Cibinong menuju Kota Bogor.
Akibatnya, Arya Saputra mengalami luka terbuka pada bagian wajah sebelah kiri.
Meskipun sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tak tertolong karena luka yang dialaminya sangat serius.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News