Sulut Polemik Rp 130 M Pengadaan AI, PSI Tak Percaya Klaim Kecerdasan Buatan Urai Kemacetan Jakarta

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Politikus PSI Justin Adrian dan kemacetan Jakarta.

TRIBUNJAKARTA.COM - Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta menyulut polemik penggelontoran anggaran sebesar Rp 130 miliar untuk membeli kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) demi mengurai kemacetan Jakarta.

Anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, Justin Adrian, tidak percaya klaim Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan yang menyebutkan kemacetan turun usai penerapan AI di sejumlah titik persimpangan sejak April 2022 lalu.

Justin mewanti-wanti jangan sampai anggaran ratusan miliar hanya menjadi sia-sia tanpa hasil yang jelas.

Ia juga menegaskan pengadaan jangan sampai kemahalan hingga nantinya terendus Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai kelebihan bayar.

Sementara, Dinas Perhubungan DKI Jakarta begitu yakin dengan kecerdasan buatan di lampu merah.

Mereka mengklaim kemacetan Jakarta turun setelah lampu merah diatur kecerdasan buatan.

Rp 130 M AI

Anggaran Rp 130 miliar belanja teknologi AI itu untuk diterapkan di 40 titik persimpangan di Jakarta.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo di Gedung Dinas Teknis Abdul Muis, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (4/7/2023).

“Tahun ini kami anggarkan sekira Rp130 miliar (untuk pengadaan teknologi AI),” ucap Syafrin.

Nantinya, teknologi AI ini bakal dipasang di simpang-simpang jalan yang selama ini selama dipadati pengguna jalan.

Untuk tahap kedua ini, Syafrin menyebut, pihaknya memprioritaskan wilayah dekat kawasan penyangga ibu kota.

Pasalnya, setiap harinya banyak warga di sekitar ibu kota yang berangkat kerja menuju Jakarta.

Baca juga: PSI Minta Pemprov DKI Tak Terlalu Bernafsu Anggarkan Kecerdasan Buatan Atasi Kemacetan

“Sekarang prioritasnya adalah di koridor luar. Seperti contohnya di Daan Mogot, sepanjang Jalan Raya Bogor, Jalan S Parman, Jalan Ahmad Yani, dan seterusnya,” kata dia.

Dengan demikian diharapkan arus lalu lintas di baik yang masuk maupun keluar Jakarta bisa lebih lancar dari sebelumnya.

“Tujuannya agar terjadi efisiensi dari sisi jumlah antrean di simpang-simpang yang nanti akan diatur,” kata Syafrin.

Syafrin menyebutkan, penerapan AI di 40 titik persimpangan diperhitungkan dapat mengurangi 4hingga hampir 50 persen kemacetan Jakarta.

Sebagai informasi, saat ini teknologi AI sudah dipasang di 20 titik persimpangan jalan di ibu kota.

Sejak dipasang pada April 2023 kemarin, teknologi AI ini pun diklaim berhasil menekan angka kemacetan hingga 20 persen.

Ilustrasi AI - Pemprov DKI Jakarta akan menerapkan AI di sejumlah lampu merah demi mengurai kemacetan Jakarta. (Istimewa)

Atas dasar itulah Syafrin optimis penambahan teknologi AI di 40 titik ini bisa mengurai kepadatan lalu lintas hingga nyaris mencapai 50 persen.

“Terpantau saat ini penurunan tingkat kepadatan itu di angka hampir 20 persen. Kami optimis (target 48 persen) bisa tercapai,” ujarnya.

Anak buah Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono ini pun menyebut, terobosan ini baru pertama kali diperkenalkan di Jakarta dan sejauh ini dinilai efektif mengatasi masalah macet di ibu kota.

“Dengan pemanfaatan teknologi AI ini selama tiga bulan pertama sejak April tahun ini, terpantau bahwa terjadi efisiensi dari sisi pengurangan antrean kendaraan,” tuturnya.

Berikut 20 titik lokasi persimpangan yang sudah dipasang teknologi AI:


1. Jl Jembatan 2 Raya - Jl. Tubagus Angke

2. Jl. Kyai Tapa- Jl. Daan Mogot (Grogol)

3. Jl.S Parman - Jl. Tomang Raya

4. Jl.S.Parman-Jl.KS.Tubun-Jl Gatot Subroto (Slipi)

5. Jl Gatot Subroto - Jl Rasuna Said (kuningan)

6. Jl.Gatot Subroto - Jl.Supomo (Pancoran)

7. Jl.MT haryono - Jl. sutoyo (Cawang Uki)

8. Jl. DI Panjaitan - Jl. kalimalang

9. Jl. Ahmad yani - Jl.Utan Kayu (Rawamangun) 

10. Jl. Ahmad Yani- Jl.Pemuda - Jl. Pramuka 

11. Jl. Ahmad Yani - Jl.H.Ten 

12. Jl. Perintis Kemerdekaan - Jl. Letjen Suprapto

13. Jl. Senen Raya - Jl. Kwitang (Senen) 

14. Jl. Gunung Sahari - Jl Wahidin 

15. Jl. Gunung Sahari - Jl. Dokter Sutomo (MBAL) 

16. Jl. Gunung Sahari - Jl Angkasa - jl Samanhudi 

17. Jl. Gunung Sahari - Jl. Mangga Besar (kartini) 

18. Jl. Gunung Sahari - Jl. Pangeran Jayakarta 

19. Jl. Gunung Sahari – Jl. Mangga Dua

20. Jl. Perniagaan Raya - Jl.Pasar pagi flyover (Jembatan Lima)

PSI Tak Percaya Klaim Dinas Perhubungan

Sementara itu, Politikus PSI, Justin Adrian menyatakan keraguannya atas klaim pengurangan kemacetan Jakarta seperti yang dikatakan Syafrin.

Menurutnya, hampir setahun penerapan AI di 20 titik persimpangan tidak berdampak signifikan.

Ketimbang menambah anggaran untuk menambah keberadaan AI, dia menyarankan Pemprov DKI Jakarta menganalisa terlebih dahulu dampak dari penerapan teknologi AI yang sudah berjalan di beberapa titik.

Kemacetan kendaraan di sekitar arena Pekan Raya Jakarta (PRJ), Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (25/6/2023). (Tribunnews/Ibriza Fasti Ifhami)

"Jadi sistem ini jangan saja hanya diadakan tapi output tidak jelas sehingga jadi pengeluaran sia-sia," tutur Justin kepada wartawan, Rabu (5/7/2023).

Hustin juga mengultimatum Pemprov DKi agar jangan terlalu bernafsu menggelontorkan dana besar.

Pernyataan Justin itu mengacu pada temuan BPK tentang belanja barang dan jasa tahun 2021 dimana ditemukan adanya dana berlebih.

Justin menilai kelebihan pembayaran berpotensi menimbulkan dugaan adanya penyelewengan anggaran milik daerah dan tentunya membuang uang rakyat.

"Segala macam pengadaan di DKI Jakarta jangan sampai kemahalan."

"Selain kemahalan jangan sampai kelebihan bayar juga sampai ada temuan BPK," kata Justin

 

Berita Terkini