TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Jakarta International Stadium (JIS) terus mendapatkan sorotan setelah pemerintah pusat bersama PSSI melakukan peninjauan ke JIS di awal Juli 2023 lalu.
Saat itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkap sejumlah aspek yang dinilai belum memenuhi standar organisasi sepak bola internasional (FIFA).
Hal ini pun menyulut emosi sejumlah simpatisan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan menyebutnya sebagai upaya politisasi.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono turut berkomentar terkait ramainya pemberitaan yang dianggap menyudutkan JIS.
Gembong menilai, hal ini justru yang memicu polemik JIS dan rencana renovasi stadion dibawa ke ranah politik.
“Kenapa ini akhirnya tergiring ke dalam jurang politis? Karena pernyataan yang disampaikan oleh timnya pak Anies itu,” ucapnya saat dikonfirmasi, Kamis (13/7/2023).
Hal ini dikatakan Gembong bukan tanpa alasan, ia pun mencontohkan pernyataan yang sempat diungkap salah satu tangan kanan Anies, Geisz Chalifah.
Saat itu Geisz sempat mengungkapkan bahawa JIS dirancang oleh perusahaan konsultan Buro Happold yang sudah kenyang pengalaman membangun stadion megah di Eropa.
Baca juga: Ngotot Bentuk Pansus JIS, PDIP: Jangan Sampai Ada Polemik Panjang
Setelah pernyataan itu keluar dari mulut Geisz, tak lama kemudian Buro Happold pun membuat pernyataan resmi yang membantah seluruh omongan Geisz.
Buro Happold pun memastikan tak ikut mendesain, merancang, apalagi turut andil dalam pengerjaan konstruksi JIS.
Perusahaan asal Inggris itu pun mengaku hanya diminta membuat panduan pembangunan JIS supaya memenuhi standar FIFA.
“Pernyataan timnya pak Anies ini kan berarti bertolak belakang dengan fakta,” ujarnya.
Ia pun menyebut, para simpatisan Anies ini mengeluarkan berbagai pernyataan keliru itu lantaran tak mau JIS warisan Anies dianggap jelek.
Sehingga bila ada pihak lain yang menjelekan JIS, maka mereka akan melawannya.
“Seolah-olah JIS itu adalah barang sakral yang tidak boleh tersentuh, barang yang sudah sangat sempurna,” tuturnya.
“Jadi, ketika kami mau nyoel-nyoel, kami dianggap giring-giring ke persoalan politis. Kan ini jadi persoalan juga, jadi titik sentral masalahnya di situ,” sambungnya.
Gembong justru menyebut, para simpatisan Anies Baswedan itu seharusnya bersyukur pemerintah pusat mau turun tangan membantu menyempurnakan kekurangan JIS.
Dengan demikian, stadion yang selalu dibangga-banggakan Anies Baswedan itu bisa memenuhi standar FIFA dan layak menggelar pertandingan bertaraf internasional
Baca juga: Soal Wacana Pansus JIS untuk Korek Borok Stadion Warisan Anies, PDIP Tunggu Respon Fraksi Lain
Apalagi, JIS merupakan satu dari sekian banyak stadion yang diusulkan sebagai venue Piala Dunia U-17 yang akan digelar di Indonesia akhir 2023 mendatang.
“Apapun yang kami kerjakan belum tentu sempurna juga kan, karena kami sadar tidak sempurna, maka ketika ada orang lain yang mau menyempurnakan ya seharusnya kita berterima kasih,” kata Gembong.
PKS Bagikan Jejak Digital Buro Happold
Sebelumnya, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Fraksi PKS, M. Taufik Zoelkifli menjadi yang cukup vokal mengenai polemik Jakarta International Stadium (JIS) yang disebut banyak kekurangan untuk jadi venue Piala Dunia U-17.
Terbaru, mengenai beredarnya surat dari Buro Happold yang mengklarifikasi mengenai peran dan kontribusi perusahaan dalam proyek pembangunan JIS.
Dimana dalam pernyataan resminya itu, Buro Happold selaku perusahaan konsultan jasa konstruksi ternama asal Inggris itu membantah pihaknya yang merancang dan mendesain JIS.
Melalui akun TikToknya, Taufik pun buka suara mengenai beredarnya surat dari Buro Happold.
Dia kemudian mencoba menjelaskan maksud dari pernyataan Buro Happold itu setelah dia membuka laman resmi perusahaan asal Inggris tersebut.
Baca juga: Buro Happold Bantah Rancang JIS hingga Sebut Pembangunannya Tak Sesuai Panduan
Taufik mencoba mengartikan penjelasan Buro Hapold mengenai perannya di pembangunan JIS yang tertuang dalam situs resmi perusahaan tersebut.
"Bagian desain stadion dan konstruksi selanjutnya dilakukan oleh pihak lain tanpa melibatkan lagi Buro Happold.
Jadi Buro Happold hanya meletakan dasar-dasarnya," kata Taufik sebagaimana dikutip TribunJakarta.com, Rabu (12/7/2023).
Politikus PKS itu pun meyakini bahwa Buro Happold merupakan perusahaan dunia yang tak terlibat unsur politis pihak manapun.
"Buro adalah organisasi konsultan yang tidak terlibat politik.
Jadi soal surat yang mereka kirimkan ke media tapi belum disampaikan ke Jakpro nanti akan disampaikan langsung oleh Jakpro dan Buro Happold," kata Taufik.
Bagikan Jejak Digital Buro Happold
Masih dalam postingan yang sama, Taufik juga membagikan jejak digital dari perwakilan Buro Happold yang menjelaskan mengenai tugas mereka dalam proyek JIS.
Postingan itu menampilkan momen wawancara dengan seorang wanita yang dituliskan sebagai Puspita Galih Resi yang menjabat Buro Happold Country Manager for Indonesia dan South Asia.
Dalam sesi itu, Puspita menjelaskan bahwa pihaknya ditugaskan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu yakni Anies Baswedan.
“Kami diberi amanah baik dari bapak Gubernur (Anies Baswedan) maupun dari Jakpro tidak hanya bicara tentang desain tapi pada kawasan secara keseluruhan bagaimana stadion Internasional di Jakarta ini bisa menjadi ikon.
Baca juga: Polemik JIS, PKS DKI Tegaskan Stadion Kebanggaan Anies Baswedan Dibangun Anak Bangsa
Baik untuk kawasan Jakarta Utara dan juga pada Jakarta secara keseluruhan," kata dia.
Ia menegaskan bahwa dari segi desain, JIS merupakan stadion berstandar FIFA.
"Kalau dari segi desainnya sendiri, stadion ini (JIS) berstandar FIFA, karena kami mengikuti panduan FIFA dan standar yang ditetapkan oleh ASEAN Football Federation. Selain itu persyaratan teknis yang kami gunakan juga sesuai standar FIFA,” katanya.
Bahkan, dia menyebut JIS secara kapasitas jauh lebih unggul dibandingkan stadion milik klub Inggris Tottenham Hotspur yang berkapasitas 60 ribu penonton dan London Stadium milik West Ham United yang berkapasitas 70 ribu penonton.
Dimana kedua stadion itu desain pembangunannya juga dikerjakan oleh Buro Happold.
Sedangkan JIS kapasitasnya bisa menampung 80 ribu penonton.
Karenanya, ia menyebut JIS sejatinya sudah sangat layak untuk menggelar laga besar, termasuk Final Piala Dunia sekalipun.
"Artinya memang layak digunakan untuk final World Cup dengan adanya monitor dan lain-lain, jadi itu berstandar internasional," tuturnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News