“Investasi (ITF) itu bisa lebih dari Rp5 triliun, Pemda DKI bukan tidak mau, konsep itu bagus, ITF bagus dan RDF juga bagus,” ujarnya.
“Tapi sekali lagi, Pemda DKI tidak mampu membayar tipping fee,” sambungnya.
Oleh karena itu, eks Wali Kota Jakarta Utara ini menyebut bakal segera membahas Penyertaan Modal Daerah (PMD) untuk membangun ITF Sunter yang sudah terlanjur dianggarkan.
Adapun, PMD yang sudah dialokasikan pada APBD DKI 2023 untuk PT Jakarta Propertindo (Jakpro) membangun ITF Sunter ialah sebesar Rp577 miliar.
Anggaran ratusan miliaran itu nantinya bisa dialokasikan untuk menjalankan proyek Pemprov DKI lainnya.
“Kan masih ada kebutuhan yang lain, kebutuhan jaminan sosial, kebutuhan membangun MRT, membangun infrastruktur LRT, hingga membayar cicilan MRT yang sudah jatuh tempo,” tuturnya.
Sebagai informasi, pembangunan ITF Sunter merupakan salah satu program yang digadang-gadang Anies sebagai solusi mengatasi masalah sampah di ibu kota.
Peletakan batu pertama atau groundbreaking ITF Sunter pun sudah dilakukan Anies pada 2018 lalu.
Namun, pembangunan ITF Sunter tak kunjung direalisasikan akibat sejumlah permasalahan hingga Anies purna tugas pada Oktober 2022 silam.
Tak seperti ITF, program yang dijalankan Heru Budi justru telah berhasil memproduksi 80 ton hasil RDF.
Hasil pemisahan sampah antara fraksi yang mudah terbakar dengan fraksi yang sulit terbakar pun sudah dibeli oleh PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk dan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI).
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News