Apalagi, Upi tahu suaminya tak memiliki handphone makanya tidak bisa menghubungi Hasanuddin.
Di tengah kegelisahannya, Upi sempat mencari-cari sang suami di tongkrongan, sampai keluar gang Kampung Bandan.
Namun, Hasanuddin tidak ada di tongkrongannya. Rekan-rekan di tongkrongan pun tak paham di mana keberadaan Hasanuddin malam itu.
Lantaran sudah lelah mencari suaminya, Upi akhirnya pulang dan bersiap tidur, dengan harapan sang suami ada di sampingnya ketika ia bangun.
Namun, Upi terjaga dari tidurnya setelah dibangunkan anaknya pada Minggu (30/7/2023) dini hari karena ada beberapa kali panggilan masuk ke ponselnya.
Panggilan itu berasal dari seorang kerabat yang bekerja sebagai anggota Polsek Pademangan.
"Lewat tengah malam, ada polisi yang udah kami anggap saudara lah telponin terus, suruh saya datang ke Polsek (Pademangan)," kata Upi.
Polisi belum memberitahu alasan di balik pemanggilan Upi ke kantor.
Upi juga tidak menaruh curiga, dirinya hanya berpikir pemanggilan polisi malam itu terkait dengan kasus sebelumnya yang sedang diurus.
"Saya pikir kasus yang soal keponakan saya. Kan sebelumnya saya juga bolak-balik ke polsek ngurusi ponakan saya jadi korban dibacok," tutur Upi.
Tiba di Mapolsek Pademangan sekitar pukul 01.13 WIB, Upi bertemu polisi yang meneleponnya dan masih sempat bercanda.
Di sela-sela obrolan itu lah polisi tersebut memberitahukan kabar yang membuat Upi terguncang.
Upi dikabari bahwa suaminya meninggal dunia usai dianiaya lima sekuriti Ancol Taman Impian.
Meski masih tidak percaya, Upi akhirnya diberi kesempatan melihat jenazah suaminya di RS Polri Kramatjati.
Hati Upi makin pedih, suaminya sudah tak bernyawa dengan kondisi tubuh memperihatinkan.