TRIBUNJAKARTA.COM - Elite PSI sudah menjawab kabar santer yang menyebut Kaesang Pangarep tidak hanya menjadi kader tetapi akan menjabat ketua umum atau ketum.
Banyak suara di partai berlogo bunga itu yang menginginkan bungsu Presiden Jokowi menggantikan Giring Ganesha di pucuk pimpinan.
Jika benar akan terjadi, maka, PSI menjadi partai yang sangat cepat dalam merotasi pemimpinnya.
Dalam delapan tahun, ada tiga ketum terpilih.
Pengamat mempertanyakan mekanisme kaderisasi internal PSI hingga mencapai puncaknya sebagai ketum.
Seperti diketahui, Kaesang resmi menjadi kader PSI pada Sabtu (23/9/2023).
Pengukuhan langkah politik suami Erina Gudono itu ditandai dengan pemberian kartu tanda anggota atau KTA PSI di kediaman Presiden Jokowi di Solo, Sabtu (23/9/2023).
Sekjen PSI, Isyana Bagoes Oka, mengungkapkan, aspirasi Kaesang menjadi Ketum PSI datang dari berbagai daerah.
"Memang banyak aspirasi dari DPW dan DPD PSI, setelah mengetahui Mas Kaesang bergabung menjadi anggota PSI, agar Mas Kaesang menjadi Ketua Umum PSI," ujar Isyana saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Minggu (24/9/2023) malam.
Suara dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) itu akan diakomodir dalamm kopi darat nasional atau Kopdarnas hari ini, Senin (25/9/2023).
"Usulan-usulan itu akan kami diskusikan dan secara intensif dalam Kopdarnas itu."
"Mohon ditunggu saja apa rekomendasi dari kawan-kawan se-Indonesia besok ya. Mohon doanya," imbuh Isyana.
Pengamat Mempertanyakan
Di sisi lain, Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menganggap, melesatnya Kaesang di PSI jika benar akan diangkat menjadi ketum, akan menimbulkan pertanyaan besar.
Bagaimana jalannya sistem kaderisasi internal PSI hingga "orang baru" bisa langsung menjadi orang nomor satu?
Lantas, jika hanya faktor Jokowi, naiknya Kaesang akan menjadi permasalahan tersendiri.