Annastasia juga menjelaskan, industri literasi yang dipraktikkan Lentera tidak kontraproduktif dengan industri penerbit cetak, melainkan bisa saling berkolaborasi.
"Lentera App hadir untuk memberikan solusi modern bagi dunia literasi, bukan sebagai ancaman bagi industri penerbitan cetak. Sebagai buktinya, kami pun merangkul beberapa penerbit cetak untuk berkolaborasi bersama Lentera App."
"Kami pun mengadakan kegiatan bincang-bincang pada hari peluncuran kami, untuk menjembatani jurang yang selama ini memisahkan antara pelaku industri buku cetak dan buku digital," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Penerbit Yayasan Lontar, John H. McGlynn, menganggap buku digital sebagai kemajuan menuju literasi yang lebih inklusif.
"Kehadiran buku digital menjadi sebuah bentuk kemajuan menuju inklusi literasi yang lebih luas dalam dunia modern," kata John.
Menurutnya, dengan adanya kolaborasi antara industri buku digital dan cetak akan menciptakan ekosistem literasi yang berkelanjutan.
Di sisi lain, Duta Baca Indonesia, Gol A Gong, lebih melihat buku digital sebagai persebaran yang lebih luas.
Dengan digital, buku lebih mudah diakses asalkan dengan perangkat yang memadai.
"Semoga kehadiran Lentera App dapat sedikit banyak membantu pemerataan akses buku-buku bermutu. Dengan demikian, tingkat literasi masyarakat Indonesia bisa semakin tinggi dan merata,” harap Gol.
Soal akses buku digital, tidak hanya dalam persebaran tetapi juga dalam hal penyimpanan dan kemudahan untuk digenggam, membuat para generasi Z menyukainya.
Hal itu disampaikan oleh Inisiator Komunitas Book Clan, Reynald, pada kesempatan diskusi yang sama.
"Kehadiran buku digital memang cukup digandrungi oleh para generasi muda, mengingat akses membaca yang lebih simpel dan juga lebih ramah lingkungan."
"Namun tidak jarang, teman-teman komunitas yang sudah membaca buku versi digital, juga membeli versi cetaknya karena ingin dijadikan koleksi. Kehadiran dua format yang berbeda ini membawa warna tersendiri bagi pecinta literasi generasi muda, dan saya percaya setiap format memiliki pasarnya masing-masing," kata Reynald.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News