TRIBUNJAKARTA.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman angkat bicara usai dicopot dari jabatannya sebagai Ketua MK.
Seperti diketahui, Majelis Kehormatan MK (MKMK) memutus Anwar Usman melakukan pelanggaran berat kode etik sehingga dicopot dari jabatannya
Ipar Presiden Jokowi itu mengaku sudah mendengar kabar bahwa laporan atas dirinya ke MKMK akan dipolitisasi.
Anwar Usman merasa difitnah setelah putusan nomor 90/PUU-XXI/2023 disampaikan apda 16 Oktober 2023 lalu.
Putusan tentang syarat capres cawapres yang menjadi membolehkan para kepala daerah mencalonkan diri di Pilpres meski belum berusia 40 tahun itu dinilai sarat akan nepotisme.
Sebab, setelah putusan itu, keponakan Anwar Usman lah yang menggunakannya, yakni Gibran Rakabuming, untuk menjadi cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Bantah Fitnah
Anwar Usman membantah itu semua dan menganggapnya sebagai fitnah. Dia mengaku selalu berlaku adil sebagai hakim konstitusi.
"Namun, fitnah yang keji justru datang kepada saya, bahwa saya dianggap menggunakan dalil agama untuk kepentingan tertentu," kata dia, Rabu (8/11/2023), dikutip dari Tribunnews.
Sebagai Muslim dan lulusan pendidikan agama Islam, Anwar Usman memang kerap berpegang pada dalil agama dalam menentukan sikap adilnya menegakkan hukum.
"Saya tidak pernah berkecil hati sedikit pun terhadap fitnah yang menerpa saya, keluarga saya selama ini. Bahkan ada yang tega mengatakan MK sebagai Mahkamah Keluarga, masyaallah. Mudah-mudahan diampuni oleh Allah Swt," katanya.
Ia merasa harus bicara terkait tudingan nepotisme dalam memutus perkara, terutama terkait syarat capres cawapres.
"Namun, fitnah keji yang menerpa saya bahwa saya memutus perkara tentu berdasarkan kepentingan pribadi dan keluarga. Hal itulah yang harus diluruskan," ujar dia.
Dibunuh Karakter
Tak hanya merasa difitnah, Anwar Usman juga merasa dibunuh karakternya.
"Sesungguhnya saya telah mendapat kabar bahwa (ada) upaya untuk melakukan politisasi dan menjadikan saya sebagai objek di dalam berbagai putusan Mahkamah Konstitusi," katanya.
Kendati sudah mendengar skenario untuk membunuh karakternya. Namun, dia menyatakan tetap berbaik sangka.