Komite Perlindungan Jurnalis atau Comittee to Protect Journalist (CPJ) mencatat, sejak 7 Oktober 2023 sampai hari ini, Rabu (22/11/2023) sudah ada 53 jurnalis yang gugur saat meliput konflik Israel-Hamas. Jumlah tersebut belum termasuk Jamal.
Dari 53 jurnalis itu, 46 warga Palestina, 4 warga Israel, dan 3 warga Lebanon.
CPJ juga menyelidiki sejumlah laporan yang belum dapat dikonfirmasi mengenai jurnalis lain yang dibunuh, hilang, ditahan, disakiti, atau diancam, dan mengenai kerusakan pada kantor media dan rumah jurnalis.
“CPJ menekankan bahwa jurnalis adalah warga sipil yang melakukan pekerjaan penting selama masa krisis dan tidak boleh menjadi sasaran pihak-pihak yang bertikai,” kata Sherif Mansour, koordinator program CPJ di Timur Tengah dan Afrika Utara, dikutip dari web CPJ.
Sukarlawan Terbunuh Usai Hibur Anak-Anak
Selain Roaa Hammam, tidak sedikit pemuda Gaza yang muncul menjadi hero di tengah perang.
Mereka memilih untuk melakukan hal apapun demi bermanfaat untuk kemanusiaan.
Jika Roaa dengan ilmu kedokterannya menjadi sukarelawan di rumah sakit, beda dengan Mohamed Sami Qariqa yang seorang seniman.
Dengan kreativitas dan kejenakaannya, Sami, panggilannya, memilih untuk menjadi sukarelawan yang membangun semangat anak-anak Gaza.
Ketakutan, kehilangan, kekhawatiran yang terlihat di wajah anak-anak Gaza itu hilang saat diajak bermain Sami.
Sami juga bergerak ke rumah sakit untuk memberi semangat kepada para pasien yang hampir seluruhnya merupakan korban serangan Israel.
Bukan seperti Roaa yang membantu perawatan, Sami memberi semangat kepada para pasien.
Ia menceritakan optimisme dan meyakinkan bahwa rumah sakit adalah tempat yang aman.
Namun kisah pemuda yang menjadi hero ini berakhir pilu.
Sami tewas terbunuh serangan udara Israel beberapa jam setelah dia menghibur anak-anak di Rumah Sakit Al Ahli di Gaza, pada Selasa (17/10/2023) lalu.
Hari-hari terakhirnya saat menjadi sukarelawan itu diunggah di Instagramnya (@mohammedsami99).