"Ya memang kalau sudah expired itu relatif sensitif dia, labil. Dia kena gesekan, gerakan, kena panas, dia akan mudah, mudah meledak," kata Agus saat meninjau lokasi, Minggu (31/3/2024).
Oleh sebab itu, ia menyebut penyimpanan amunisi kedaluwarsa tersebut harus melalui SOP atau prosedur yang benar.
Diantaranya, disimpan di dalam ruangan bawah tanah untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi ledakan.
"Kita punya SOP penggudangannya itu di bawah tanah gitu ya, jadi di bawah tanah, karena labil tersebut dan sewaktu-waktu bisa meledak," kata Agus.
"Itu SOP kita, penyimpanannya di bawah tanah, kemudian ada tanggul dan jauh dari pemukiman masyarakat," sambungnya.
3. Banyak peluru dan granat terpental berhamburan
Pada saat ledakan dahsyat terjadi, sejumlah amunisi berhamburan terpental hingga permukiman warga.
Hal ini diketahui dari temuan warga pasca ledakan tersebut terjadi di sekitar kediaman mereka.
Seperti granat, hingga peluru berukuran besar.
Penemuan peluru pasca ledakan itu pun dibenarkan oleh Danton Pleton B Damkar Kota Bekasi, Haryanto.
Haryanto menyebut, amunisi itu ditemukan tersebar di permukiman warga sekitar Yon Armed 7.
4. Sebabkan kerusakan rumah warga
Berdasar informasi terkini, tak ada korban jiwa dari ledakan yang terjadi di gudang peluru tersebut.
Namun, beberapa rumah warga mengalami kerusakan akibat dentuman keras saat terjadi ledakan.
Salah seorang warga bernama Andre mengatakan akibat gudang senjata tersebut meledak, genteng dan kaca di rumahnya hancur.
"Kaca pada pecah, genteng pada bolong," ujar Andri ketika diwawancarai Kompas.com, Minggu (31/3/2024).
Ia pun bersama beberapa warga lain terpaksa harus mengungsi jauh dari perkampungan akibat peristiwa ledakan ini.