Tangis Warga Matraman Ditanya Polisi Soal Gran Max Kecelakaan Tol Cikampek: Batal Puasa, Perut Kram

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase Foto kecelakaan maut Tol Cikampek KM58 di Karawang dan warga Matraman, Jakarta Timur bernama Setiawan Budidarma (62). Tangis warga Matraman bernama Setiawan Budidarma (62) saat ditanya polisi soal kecelakaan maut Tol Cikampek KM 58 yang terjadi Senin (8/4/2024) siang.

TRIBUNJAKARTA.COM - Tangis warga Matraman, Jakarta Timur bernama Setiawan Budidarma (62) saat ditanya polisi soal kecelakaan maut Tol Cikampek KM 58 yang terjadi Senin (8/4/2024) siang.

Pasalnya, polisi menyebut nama Setiawan tercantum dalam STNK minibus Gran Max yang terlibat dalam kecelakaan maut di wilayah Karawang, Jawa Barat.

Tubuh Setiawan gemetar. Perutnya mual dan sempat kram. Bahkan, Setiawan harus membatalkan puasannya. Tenggorokannya kering.

"Pertama kalinya dapat laporan, saya kaget. Tadi sampai nangis, sampai terpaksa batalin puasa. Tenggorokan kering banget, perut sempat keram," kata Setiawan dikutip dari Kompas.com di Matraman, Jakarta Timur, Senin.

Setiawan menanging karena tidak pernah memiliki STNK bahkan minibus Gran Max.

"Tidak ada sama sekali pakai mobil Gran Max. Saya pernah punya mobil, Volvo, tapi itu dulu," kata Setiawan.

Setiawan Budidarma (62), yang sebelumnya dianggap menjadi salah satu korban, ternyata masih hidup. (WARTAKOTA)

Polisi yang ia duga berasal dari Polres Karawang terus mencecarnya dengan berbagai pertanyaan.

Namun, ada yang berbeda dalam informasi yang disampaikan polisi.

"Data dari polisi adalah Yanti Setiawan Budidarma. Itu nama saya disangkut-pautin sama saudari Yanti ini. Saya tidak pernah mengenal namanya, Yanti pun enggak pernah (kenal)," ungkap Setiawan.

STNK mobil Gran Max yang ditemukan di TKP beralamat di Jalan Duren No 16 RT 003 RW 009, Kelurahan Utan Kayu Utara, Matraman, Jakarta Timur.

Sementara itu, Setiawan sekeluarga sudah menetap di kawasan Matraman sejak tahun 2011.

Tidak pernah ada anggota keluarga yang namanya sama dengan Setiawan. Di kalangan tetangga pun tidak ada.

"Enggak ada sama sekali yang namanya Yanti. Warga sekitar juga enggak ada. Curiganya ada pemalsuan identitas," ucap dia.

"Tidak ada kaitannya sama sekali saya dengan korban. Enggak ada hubungan saya dengan saudari perempuan ini, Yanti ini, enggak tahu," lanjut Setiawan.

Setiawan pun memberi tahu hal yang sama kepada para polisi itu di depan Ketua RT setempat.

Ketua RT mengamininya. Ia tahu kapan Setiawan sekeluarga pertama kali pindah ke wilayahnya.

Setiawan memang pernah memiliki mobil. Namun, mereknya bukan Gran Max melainkan Volvo.

Setiawan tidak menyebutkan kapan ia memiliki mobil yang dibeli dari teman ibunya.

Selama memakai mobil itu, STNK mobilnya tidak pernah balik nama.

STNK masih menggunakan identitas pemilik lama. Sekitar tahun 2014, Setiawan sekeluarga memutuskan untuk menjual mobil tersebut.

"Sampai sekarang enggak punya mobil lagi. Terakhir, pernah teman numpang parkir, tapi mobilnya bukan Gran Max," terang Setiawan.

Diketahui, jasad 12 korban kecelakaan di Tol Cikampek, KM 58, pada Senin (8/4) kemarin sudah dibawa ke RSUD Karawang.

Kondisi jasad belasan korban tewas itu kebanyakan dalam kondisi terbakar.

"Kondisi korban yang berada di situ semua meninggal dengan kondisi luka bakar di sekujur tubuh," kata Kepala Unit SAR Karawang Daniel Nasution, Senin (8/4).

Daniel ikut langsung dalam proses evakuasi dua kendaraan yang terbakar, termasuk proses evakuasi jasad yang ada pada mobil Grandmax.

"Jenazah dievakuasi di Grandmax, di Terios mengalami luka dilarikan. Kalau dari Primajasa saya tidak monitor, tapi memang ada korban luka juga," katanya.

Dia juga mengakui sempat kesulitan dalam proses evakuasi, karena kondisi rusak parah dan terbakar.

Kemudian, posisi jenazah banyak yang terjepit bagian mobil, sehingga pihaknya bersama Damkar Kabupaten Karawang melakukan pemotongan sejumlah bagian mobil.

"Ada beberapa korban yang terjepit itu di bagian depan, sepertinya supir, terus penumpang yang di depan. Makanya kita lakukan pemotongan bodi mobil dulu untuk mengeluarkan korban," katanya.

Hingga kemarin pihak kepolisian masih belum memastikan jumlah korban akibat kecelakaan itu.

Namun untuk sementara jumlah korban yang meninggal dunia disebutkan berjumlah 12 orang.

"Saat ini prosesnya masih dilakukan oleh Inafis Polri guna mengungkap identitas korban," kata Menko PMK Muhadjir Effendy saat meninjau langsung proses identifikasi korban kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek KM 58 di RSUD Karawang, Senin (8/4) siang.

Sebanyak 12 korban yang meninggal itu di antaranya tujuh laki-laki dan lima perempuan.

Hasil identifikasi sementara, dua di antara korban tewas itu berasal dari Kudus dan Ciamis.

Seluruh korban diduga meninggal di lokasi kejadian karena terpanggang setelah mobil yang ditumpanginya mengalami kebakaran akibat peristiwa kebakaran. (Tribunnews.com/Kompas.com)

Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini.

Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

 

Berita Terkini