Sisi Lain Metropolitan

Uniknya Salon Sapi di Priok, Hewan Kurban Dapat Treatment 'Pijat Plus-plus' Sebelum Disembelih

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Proses perawatan hewan kurban di Salon Sapi, Tanjung Priok, Jakarta Utara. (1)

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Memasuki Hari Raya Iduladha 1445 Hijriah, tempat penampungan hewan kurban di Tanjung Priok membuat konsep unik yang diberi nama salon sapi.

Salon sapi ini berada di tempat penampungan hewan kurban UD GG Barokah, di kolong tol Ir. Wiyoto Wiyono, Jalan Jati Raya, Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kastono, pemilik lapak hewan kurban tersebut, menyiapkan sebuah ruangan di sudut kolong tol untuk tempat merawat sapi-sapi yang laku dijual.

Ruangan itu berukuran sekitar 2 x 1 meter, dengan hiasan berupa lampu warna-warni beserta balon yang bergantungan di atasnya.

Latar belakang ruangan itu pun dipasangi spanduk yang bertuliskan "salon sapi UD GG Barokah: Sehat, Syar'i, dan Harga Murah".

Lewat salon sapi, Kastono ingin memastikan kepada pembeli bahwa hewan kurban yang ia jual selalu terawat sampai menjelang pemotongan.

Di dalam ruangan itu, sapi-sapi yang sudah dipesan akan menjalani treatment khusus sebelum dikirimkan ke tempat penyembelihan.

Pegawai Kastono akan memandikan, menyikat, memijat, sampai mempersolek sapi-sapinya dengan pita supaya tampak lebih menarik.

Kemudian, para pembeli sapi juga diberikan kesempatan berfoto bareng dengan hewan kurban yang dipesannya di salon sapi tersebut.

"Kami menyiapkan hewan kurban yang sehat, berkualitas, dan memberikan pelayanan yang maksimal kepada kaum muslim yang akan memperingati Iduladha," kata Kastono di lokasi, Rabu (5/6/2024).

Proses perawatan hewan kurban di Salon Sapi, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kastono mengatakan, salon sapi di lapaknya rutin dibuka menjelang Iduladha setiap tahunnya sejak 3 tahun lalu.

Awalnya, Kastono membuat salon sapi untuk menarik pembeli di tengah isu penyakit mulut dan kuku (PMK) yang merebak beberapa tahun lalu dan belum benar-benar selesai sampai hari ini.

"salon sapi itu tercetus ketika beberapa tahun yang lalu, 2-3 tahun yang lalu itu adanya penyakit PMK. Dan ternyata sampai saat ini penyakit PMK itu belum 100 persen bisa terkendalikan," kata Kastono.

"Maka untuk menjaga kualitas, mengantisipasi bahwa hewan-hewan kurban kami itu terbebas dari PMK, maka salon sapi ini akan terus ada," ucap dia.

Halaman
12

Berita Terkini