Rana yang melihat perkelahian itu langsung turun dari sepeda motor. Ia melerai perkelahian itu.
"Sata yang melerai. Saya misahin, kamu tuh masih sekolah jangan berantem-berantem. Benar, asli saya melihat," kata Rana kepada Dedi Mulyadi.
Rana pun berani bersumpah terkait peristiwa yang dilihatnya pada tahun 2016. Bahkan, ia mengaku sempat dua kali menjadi saksi dalam persidangan kasus Vina dan Eky.
Rana menuturkan dua orang yang mengeroyok Eky itu sepantaran dnegan anaknya yang masih duduk di bangku SMA.
Ketika dipisah, remaja yang bertengkar dengan Eky lalu turun ke kolong jembatan.
Ia mengingat remaja yang bertengkar dengan Eky mengendarai sepeda motor Honda Beat.
Kesaksian itu sempat dijelaskan Rana dalam persidangan. Ia menegaskan remaja yang bertengkar dengan Eky bukanlah ketujuh terpidana yang saat ini mendekam di penjara.
"(hakim) diem bae, hakim nanya itu bukan orang yang tujuh, ya bukan, yang benar kamu, ya bener bukan, itu orangnya rada kecil kalau sma kelas dua kayak anak saya," kata Rana.
Rana juga menjelaskan perkelahian itu tidak menggunakan senjata hanya tangan kosong.
Vina, kata Rana, hanya berdiri di belakang Eky. Sedangkan, Eky sempat kepukul oleh lawannya.
Saat itu, lanjut Rana, tidak ada yang terluka. "Berantem tangan kosong," ujarnya.
Rana menceritakan saat itu tidak ada polisi yang melintas. Selain itu, ia tidak melihat ada mayat di lokasi kejadian Vina dan Eky.
"Kita tiap hari puluhan tahun bolak balik di situ. Ya gitu saja, tidak melihat kecelakaan," kata Rana.
Rana mengaku tidak diperiksa lagi oleh polisi setelah kasus Vina Cirebon kembali menjadi sorotan publik.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya