TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Tarik menarik terkait sosok Anies Baswedan untuk maju Pilkada Jakarta 2024 masih terjadi di internal PDI Perjuangan.
Eks Gubernur DKI Jakarta itu masih dibayangi tiga isu yang diduga muncul di internal partai berlambang banteng itu.
Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dikutip TribunJakarta.com dari Youtube Metro TV, Senin (27/8/2024).
Burhanuddin melihat adanya tarik menarik itu saat nama Anies Baswedan tidak muncul hingga pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ditutup.
Padahal, Anies Baswedan yang mengenakan kemeja batik merah telah meminta pamit dan restu dari ibundanya.
"Kemudian muncul juga foto-foto Anis bersama rano Karno di ruang tunggu khusus di DPP PDI Perjuangan," kata Burhanuddin.
Isu pertama, kata Burhanuddin, keputusan Anies ditunda PDIP karena Mantan Mendikbud itu ada indikasi akan ditarget oleh salah satu lembaga penegak hukum.
"Sesuatu yang menurut saya agak sulit dibuktikan karena itu seperti menambah bahan bakar kemarahan publik kepada rezim Kalau misalnya itu betul," kata Burhanuddin.
Isu kedua, Burhanuddin menuturkan Anies diragukan ideologinya terutama berkaitan dengan pidato pribumi saat dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017.
"Jadi residu Pilkada 2017 itu masih menggelayuti Ibu Mega," katanya.
Isu terakhir bersifat teknis. Burhanuddin menuturkan PDI Perjuangan menunggu komitmen Anies Baswedan agar masuk sebagai kader banteng.
Terlebih, lanjut Burhanuddin, Megawati dalam pidatonya menyinggung bahwa PDIP tidak mau menjadi event organizer buat calon pejabat publik.
"Meminjam dan mendompleng partai untuk kemudian ditinggalkan. Jadi ada tiga isu itu yang saya sendiri tidak tahu persis kebenarannya tetapi saya kira dalam waktu dua hari kita akan bisa mendapatkan jawabannya," katanya.
Burhanuddin mengungkapkan sosok yang paling menentukan calon yang diusung Pilkada Jakarta yakni Megawati Soekarnoputri.
Pasalnya, PDI Perjuangan berbeda dengan partai politik lainnya.