"Termasuk pendukung dari gubernus sebelumnya, buat kami lebih produktif kalau ide-de diakomodir dalam basis kebijakan programatik," kata Aryo Seno.
Aryo juga menyinggung pertemuan Pramono-Rano dengan Anies Baswedan pada gelaran Car Free Day. Kemudian, Rano Karno juga sempat bertemu Anies Baswedan di DPP PDI Perjuangan.
"Ide-ide juga tersampaikan dengan baik. Kenapa tidak dilanjutkan," katanya.
Sedangkan, Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam mengungkapkan Gerakan Anak Abah merupakan bagian ekspresi kemarahan dan kekecewaan terhadap proses politik.
"Dianggap tidak aspiratif. Tetapi konsen gerakan ini dilakukan secara masif impact-nya terhadap demokrasi kta," kata Khoirul Anam.
Namun, Khoirul mewanti-wanti Gerakan Anak Abah berpotensi masuk ranah pidana kepemiluan yakni UU Pilkada tahun 2016 dan UU Pemilu pasal 284 yang melarang siapapun untuk mengkampanyekan di level pencoblosan tetapi membuat suara tidak sah.
Khorul menuturkan bila terdapat proses transaksional dengan memberikan uang atau materi lainnya maka terancam hukuman penjara tiga tahun dan denda Rp 36 juta.
"Hati-hati ancaman cukup serius," katanya.
Khoirul menyarankan Gerakan Anak Abah yang terkorelasi basis pemilih loyal Anies Baswedan melakukan komunikasi dialogis sehingga ada pertautan ide.
"Kedekatan dengan PDIP itu sebagai sebuah alternatif, basis pemilih loyalnya tetap demokratis, bukan menciptakan tidak produktif," ujarnya.
Respon Jubir Relawan Anies Baswedan
Juru bicara dan koordinator relawan Anies Baswedan, Iwan Tarigan menanggapi munculnya gerakan 'Anak Abah' tusuk tiga paslon.
Iwan menegaskan, tidak ada gerakan terkoordinir mengenai hal ini, melainkan sebuah aspirasi pendukung Anies Baswedan.
"Kalau gerakan yang terkoordinasi itu tidak ada, tetapi kalau aspirasi, amarah, itu memang ada," ungkap Iwan dalam program talkshow Overview Tribunnews, Rabu (11/9/2024).
Aspirasi ini muncul setelah Anies Baswedan gagal maju ke Pilkada Jakarta 2024.