Anies yang awalnya didukung tiga partai politik, harus gigit jari setelah ketiganya berpaling mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono. Partai tersebut yakni PKS, NasDem, dan PKB.
"Gerakan ini terjadi karena aspirasi mereka itu tidak berjalan, karena demokrasi ditutup," ujar Iwan.
Iwan juga merespons tudingan gerakan semacam ini merusak demokrasi.
"Kalau aspirasi ini disebut merusak demokrasi, kenyataannya ada sekelompok orang yang merusak demokrasi dengan adanya calon yang tidak diperbolehkan ikut dengan menekan partai-partai," katanya.
Menurut Iwan, wajar muncul kekecewaan setelah Anies gagal maju Pilgub Jakarta.
"Sedangkan dia dianggap sangat berhasil di DKI, tingkat kepuasan sampai 85 persen," katanya.
Iwan menegaskan, pihaknya masih memiliki waktu dua bulan sebelum menentukan pilihan di Pilkada Jakarta. Menurutnya, pendukung Anies Baswedan tetap akan menggunakan hak pilihnya.
"Apakah dalam waktu dua bulan, tentunya ada logika-logika lagi, memilih di antara terburuk menjadi terbaik."
"Mereka harus memilih juga di antara itu," ungkapnya.
Ia mengatakan, pendukung Anies akan mempertimbangkan untuk memilih calon yang mempunyai program baik seperti yang telah Anies lakukan.
"Kalau ada pasangan yang menunjukkan visi misi, program kerja, keberpihakan seperti Pak Anies atau melebihi Pak Anies, mungkin saja relawan berubah pikiran."
"Sehingga yang kita harapkan, calon-calon ini bisa memberikan visi-misi kepada warga Jakarta," ungkapnya. (TribunJakarta.com/Tribunnews.com)
Akses TribunJakarta.com diĀ Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya