Awalnya, Maulana tak menyangka anaknya merupakan salah satu dari tujuh mayat yang ditemukan di Kali Bekasi pada Minggu (22/9/2024).
"Saya waktu itu kan pertamanya nggak tahu ya kalau anak saya itu tenggelam dan enggak pulang," ucapnya.
Sejak Sabtu (21/9), Maulana sudah berusaha mencari tahu keberadaan putranya karena tak pulang sejak pamit pada Jumat (21/9) malam.
"Jam 2 saya telepon nggak aktif, jam 3, enggak aktif, kemana ya saya cari? terus akhirnya saya tanya ke temannya," ucapnya.
Sampai akhir kabar penemuan tujuh mayat ramai, Maulana mendatangi lokasi setelah mendapat kabar dari teman anaknya.
Waktu itu, teman Vino menyebutkan kalau anaknya selamat diamankan kepolisian yang membubarkan kumpul-kumpul kelompok remaja.
"Saya cari, saya tanya ke Kapolsek Rawalumbu nggak ada. Terus saya cari lagi ke Polres, nyatanya enggak ada. Jangan-jangan saya pikir ini dia salah satunya korban yang ditemukan gitu kan," terangnya.
Karena tak tahu keberadaan putranya, Maulana selanjutnya mencari ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta sampai dipastikan satu dari tujuh mayat benar putranya.
"Ini rencananya mau langsung dimakamkan, saya enggak mau kelamaan karena bisa lihat lah kondisi jenazah," jelas dia.
Selain Vino, terdapat enam jenazah lain yang menjadi korban dalam tragedi itu. Mereka adalah Muhammad Rizki (19), Ahmad Davi (16).
Muhammad Farhan (20), Rizki Ramadan (15), Ridho Darmawan (15) dan Rezki Dwi Cahyo (16). Seluruh jenazah saat ini sudah diserahkan ke pihak keluarga.
Kasus penemuan tujuh mayat diduga berkaitan dengan pembubaran kelompok pemuda hendak tawuran pada Sabtu (21/9/2024) dini hari.
Pembubaran dilakukan Tim Patroli Perintis Presisi Polres Metro Bekasi Kota, kelompok pemuda kocar-kacir saat tim Presisi datang.
Sebanyak 22 orang berhasil diamankan, sisanya ada yang melarikan diri ke perkampungan warga dan ada yang memilih melompat ke Kali Bekasi.
17 Polisi Diperiksa Propam