Parenting

Stop Bullying! Hindari 8 Hal yang Bisa Menyebabkan Anak Jadi Pelaku Bully

Editor: Siti Nawiroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Bully. Ketika bicara soal bullying atau perundungan, penting untuk memahami perilaku itu sendiri.

Tidak jarang, seorang anak menggertak teman sebayanya yang berbeda dalam beberapa hal.

Misalnya, anak yang punya alergi terhadap makanan tertentu, berkebutuhan khusus, atau memiliki ras dan agama berbeda.

Beberapa jenis prasangka ini juga seringkali menjadi akar dari perilaku bullying.

7. Tekanan pergaulan

Terkadang, seorang anak melakukan bullying hanya demi mendapatkan pengakuan di lingkungan pergaulannya, sekalipun dia harus melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma.

Seringkali, bagi anak-anak seperti ini, diakui oleh teman-teman sepergaulannya lebih penting daripada konsekuensi yang bisa mereka terima dari melakukan bullying.

Pada waktu lainnya, anak melakukan bullying sekadar agar kompak dengan teman-teman dalam kelompoknya. Kekhawatiran untuk tidak diterima atau ketakutan menjadi korban berikutnya memicu mereka untuk ikut menjadi pelaku bullying dalam kelompok.

8. Diberi kekuasaan berlebihan

Seorang anak yang diberi kekuasaan berlebihan juga rentan menjadi pelaku bullying.

Anak-anak yang selalu mendapatkan segala hal yang mereka inginkan, serta dibesarkan tanpa batasan dan aturan untuk diikuti, bisa tumbuh menjadi anak yang merasa berhak dan berkuasa, seperti dilansir dari HuffPost.

Anak seperti in mungkin meyakini bahwa mereka punya hak untuk menggertak orang lain di sekolah, karena mereka toh juga menggertak orangtua di rumah dan mendapatkan apapun yang diinginkan.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Berita Terkini