Ia mengaku sabetan klewang itu tak membuat tangannya terluka. "Mungkin tumpul," katanya.
Katak lalu membalas dengan menyabetkan celurit yang langsung dipegang oleh sang lawan.
Katak mengaku sabetan celurit itu tidak membuat tangan lawan berdarah. Bahkan, sang lawan masih menantang dirinya untuk terus menyerang. Padahal, senjata lawan telah jatuh.
"Saya bilang ambil (senjata tajam) biar fair," katanya.
Namun, sang lawan malah terluka saat kembali menantang Katak Bhizer.
Lawan tersebut lalu kabur. "Yang bikin menyesal kok gini sifatnya kayak hewab buas enggak terkontrol. Soalnya saya dapat kabar dia luka parah," kata Katak.
Katak juga mendapatkan kabar sang lawan diputus cinta oleh tunangannya. Kemudian, lawan tersebut juga dipecat dari pekerjaannya.
Tak lama, Katak mengaku mendapatkan pesan pribadi melalui media sosial. Orang tersebut mengaku masih kerabat dari lawan yang ia buat luka parah.
Kerabat itu malah berterimakasih kepada Katak Bhizer.
"Gara-gara kejadian itu, dia (lawan) berubah total, dia dulu tukang berantem ditakutin banyak orang. dia berubah total," kata Katak.
Sementara Katak mengaku hampir depresi karena merasa bersalah. Ia mengaku berdoa kepada Tuhan agar ditunjukkan jalan yang benar.
Denny Sumargo lalu bertanya mengenai sosok Katak Bhizer. Katak Bhizer menuturkan nama aslinya yakni Natta Eko Stevanus.
"saya tidak pernah lihat ayah dari lahir. Saya (anak) tunggal, lahir di Jakarta. Ibu Jawa, Bapak Ambon," katanya.
Katak Bhizer menuturkan kondisi perekonomiannya saat kecil sangat perih. Ia mencontohkan ibunya diusir dari rumah. Kemudian, dirinya sempat diminta oleh seseroang.
"Ibu memutuskan enggak kerja. Ingat mulai SD, aku ngontrak mau diusir." katanya.