Puji yang sudah berusia 48 tahun memilih untuk naik LRT Jabodebek ketimbang naik KRL Commuterline.
Pasalnya di jam-jam tertentu, KRL Commuterline dari arah Jakarta menuju Depok atau Bogor, penuh sesak.
"Kalau ini (LRT) nggak begitu penuh. Tadi naik dari Cawang saya langsung dapat duduk. Kalau KRL naik jam pulang kerja gini belum tentu duduk,"
"Lumayan nolong buat orang yang sudah berumur kayak saya, daripada harus desak-desakan atau macet-macetan. Turun di Harjamukti, nyambung ojek online. Mahal dikit gapapa, tapi nyaman," bebernya.
Sebagaimana diketahui, LRT Jabodebek diresmikan Presiden Joko Widodo pada 28 Agustus 2023.
Meski sama-sama berbasis rel, sistem yang digunakan LRT Jabodebek berbeda dengan KRL Commuterline.
Dihimpun dari situs media sosial resmi, LRT Jabodebek dioperasikan dengan sistem Grade of Automtion (GoA) level 3 yang membuatnya bisa beroperasi otomatis tanpa masinis.
Keunggulan dari sistem GoA level 3 ini, diklaim mampu mengurangi potensi kecelakaan akibat human error dan mampu meningkatkan akurasi jadwal kereta.
Walau demikian, LRT Jabodebek menjamin bahwa operasional tersebut sangat aman bagi penumpang.
Diharapkan jadi solusi macet dan polusi udara
Presiden Joko Widodo sebelumnya menyebut bahwa kehadiran LRT Jabodebek diharapkan bisa jadi solusi dari masalah macet dan juga polusi udara.
Dihimpun dari Tribunnews, pada saat peresmian LRT Jabodebek, Agustus 2023 lalu, Jokowi mengatakan Jakarta selalu masuk dalam 10 besar kota termacet di dunia.
Hal ini karena ratusan ribu kendaraan masuk ke Jakarta setiap hari sehingga timbul kemacetan dan berdampak pada polusi udara Jakarta.
LRT Jabodebek jadi salah satu upaya Pemerintah untuk mengurangi penggunaan mobil pribadi
"Oleh sebab itu mengapa dibangun MRT, LRT, KRL, transjakarta, BRT Kereta bandara agar masyarakat kita semua beralih dari transportasi pribadi ke transportasi massal," kata Presiden Jokowi saat itu.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya