TRIBUNJAKARTA.COM - Kisah pasangan suami istri disabilitas mengajak sang anak yang masih balita berjualan balon keliling viral di media sosial.
Mereka tetap bersemangat berjualan menjajakan balon di tengah terik matahari.
Terkuak pengalaman pahit selama berjualan balon keliling. Kisah pasangan disabilitas itu diunggah dalam akun instagram @temankebaikanorg.
Postingan video mereka telah mendapatkan 160.821 like.
"Pak, Bu.. Sehat selalu yaa, semoga anaknya bisa sukses di kemudian hari," tulis caption tersebut dikutip TribunJakarta.com.
Temankebaikanorg itu lalu mengajak warganet untuk berdonasi membantu perjuangan pasangan disabilitas tersebut.
Terkuak kisah pahit pasangan tersebut, suami bernama Anun (51) dan istri bernama Eni (41).
Anun telah kehilangan penglihatannya sejak usia 9 tahun. Sedangkan Eni terlahir kelainan kakinya yang bengkok.
Eni pun tidak bisa berdiri dan berjalan normal.
Namun, pasutri itu tidak mau mengemis. Mereka bersama anak semata wayangnya bernama Abdul (3) berjualan balon keliling.
"Saya jualan balon, Pak, Bu, sayang anak, sayang anak...," ujar Anun dikutip dari temankebaikanorg.
Dari hasil berjualan balon, pasangan itu hanya mendapatkan sekitar Rp 30 ribu per hari.
Untuk makan, sering kali mereka hanya makan nasi dengan gorengan dan kecap, tapi mereka tetap bersyukur.
Bahkan, terkadang mereka hanya makan nasi putih saja, asalkan anak mereka bisa makan dengan ayam atau daging.
Setiap hari, mereka berkeliling kampung dan menyusuri jalan raya. Anun berjalan sambil memegang balon yang diikatkan pada tongkatnya.
Sementara Eni mendorong sepeda anak mereka yang juga dihubungkan dengan tongkat agar bisa digunakan sebagai alat bantu berjalan.
"Istri saya tidak bisa berjalan lama, karena kakinya sering sakit dan pegal. Sesekali kami harus berhenti untuk istirahat," kata Pak Anun.
Anak mereka, Abdul menjadi sumber semangat yang kuat bagi keduanya.
“Saya ingin anak saya tidak mengalami nasib seperti kami. Abdul harus sukses dan bisa kuliah. Semoga dia bisa membanggakan orang tuanya dan tidak direndahkan karena kurang pendidikan,” katanya.
Selama bertahun-tahun berjualan di jalanan, mereka menghadapi banyak pengalaman pahit. P ernah dibayar dengan uang palsu, bahkan ada yang tidak membayar sama sekali.
Seorang pembeli menipu mereka dengan membayar uang Rp 2 ribu untuk 4 balon, padahal seharusnya 20.000.
“Saya baru sadar saat hendak membeli nasi, ternyata uangnya cuma 2.000. Untungnya, pemilik warung itu baik hati,” ujar Pak Anun.
Anun berharap suatu saat nanti bisa memiliki usaha kecil di rumah, sehingga dia dan istrinya tidak perlu lagi berkeliling menjajakan balon.
Dalam video yang diunggah, video tersebut bernarasikan pasangan tersebut berjualan balon untuk tabungan masa depan sang anak.
"Anaknya akan sebangga apa ya punya orangtua yang merjuangin dia sepenuh hati gini?" tulis narasi video tersebut.
"Bapak gak mau anak bapak susah kayak bapak dan ibunya neng, salut banget, semoga di depan anaknya jadi orang sukses yang bisa banggain ibu sama bapaknya," tulisnya.
Dikutip dari laman temankebaikanorg, donasi bagi pasangan disabilitas itu terkumpul Rp 1.021.000 dari target Rp 50 juta.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya