Ia geram dengan pemilik pondok pesantren Ora Aji tersebut yang bermulut kasar.
"Maaf, saya tidak ada intensi apa pun ke Pak Miftah. Tapi saya ingin bertanya ke Bpk. Presiden @prabowo
: kenapa orang seperti Pak Miftah diangkat jadi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama? Video terlampir ini menimbulkan pertanyaan serius ttg kredibilitasnya ," tulisnya.
Warga net pun kembali mengecam tindakan sang pendakwah yang kelewat batas.
"Memang, lisan kita tuh suka nyeletuk sesuatu yang "biasa" kita ucapin... Isi pikiran dan hati kita... Itu pelecehan seksual loh. Juga, nggak pantes bilang jelek ke perempuan. Merasa normal, padahal pelecehan, penghinaan," tulis @Ariestanabirah.
"Pdhl sdh dijwb Ibu yatinya "suaramu saiki kok elek ta" ( suaramu skrng kok jelek sih..) tp dlm istilah jawa bukan merujuk suara ketika bernyanyi, tp ketika berbicara. Dari raut wajah Bu yati jg sdh terlihat sngt tersinggun," tulis @mereduzinopr.
"Mmg udah gak bisa ditolong mulut Miftah, rusak dari lahir. Merendahkan org lain apalagi kaum perempuan spt seniman senior Yati Pesek ini sdh sgt keterlaluan, sbg aktivis perempuan & DPR mbak @RahayuSaraswati
hrs bersikap merebaknya guyonan sampah model Miftah spt ini," tulis @edjoy12.
Rendahkan istri penjual es teh
Gus Miftah ternyata tak hanya menghina Sunhaji, seorang penjual es teh saat sedang berceramah di Magelang, Jawa Tengah.
Ia dinilai juga mengolok-olok istri penjual es teh tersebut.
Hal itu terungkap dari video ceramah Gus Miftah dengan versi yang lebih panjang.
Gus Miftah menyebut istri penjual es teh mendadak hamil saat ditinggal suami berjualan.
Perkataan itu juga memantik amarah netizen.
"Kira-kira kalau hujan, doanya tukang es dijabah tidak? Tetap saja dikabulkan dalam bentuk yang lain."
"Esnya enggak laku tapi badannya sehat, pulang-pulang istrinya hamil. Itu juga nikmat," katanya.
"Kok ditinggal jualan es istri bisa hamil? Kan banyak terjadi di mana-mana," ujar Gus Miftah.
Pengamat politik sekaligus pakar hukum tata negara, Refly Harun menyebut bahwa Gus Miftah juga merendahkan harkat dan martabat kaum perempuan.