TRIBUNJAKARTA.COM, MAJALENGKA - Densus 88 Antiteror Polri menangkap guru berinisial AR (52) terduga teroris di wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
AR merupakan satu diantara empat terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
AR ditangkap pada Jumat (27/12/2024) pagi kira-kira pukul 05.50 WIB. Ia tercatat sebagai warga Kelurahan Majalengka Wetan, Kecamatan/Kabupaten Majalengka.
Keempat terduga teroris yang diamankan merupakan rangkaian penangkapan di wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
Sosok AR pun dibongkar Ketua RW Kelurahan Majalengka Wetan, Sabur Subekti.
Ia terkejut dengan penangkapan tersebut. Bukan tanpa alasan, Sabur kaget warganya ditangkap aparat.
Meskipun, AR jarang pulang ke rumahnya. Sehari-hari terduga teroris itu dikenal sebagai sosok yang rajin bersosialisasi.
AR bekerja sebagai guru di Tasikmalaya. Ia lebih sering beraktivitas di luar daerah, dan hanya sesekali pulang ke Majalengka.
"Kalau pulang pasti bersosialisasi dengan warga sini meski hanya satu atau dua hari, jadi bukan sosok yang tertutup," kata Sabur Subekti, Jumat (27/12/2024) malam.
AR, kata Sabur, justru dikenal warga Kelurahan Majalengka Wetan sebagai pribadi yang tergolong terbuka mengenai kehidupan pribadi maupun profesinya.
Selain itu, AR juga beberapa kali sempat mengajak rekan seprofesinya mengunjungi kediamannya, dan berbaur dengan masyarakat sekitar.
Pihaknya mengakui, selama mengenal AR juga tidak pernah melihat gelagat tidak beres atau mencurigakan, dan menilai sosoknya biasa-biasa saja.
"Orangnya biasa saja seperti kita-kita ini, bahkan kalau berpapasan di jalan pasti menyapa meski hanya basa-basi bertanya mau ke mana atau lainnya," ujar Sabur Subekti.
AR juga selalu berkumpul bersama teman-teman semasa kecilnya, dan tetangga lainnya.
Sabur sangat terkejut ketika Densus 88 Antiteror Polri menggerebek kediaman AR pada Jumat pagi kemudian langsung mengamankannya.
"Kami dari warga sini juga kaget dan enggak menyangka AR diduga terlibat teroris, bahkan katanya sudah lama, karena selama ini orangnya normal-normal saja," kata Sabur Subekti.
Warga Kaget
Tak hanya Sabur, warga sekitar juga cukup terkejut terkait diamankannya AR yang hingga kini masih tercatat sebagai warga Kabupaten Majalengka meski jarang pulang ke rumahnya.
"Jujur, kami sebagai tetangganya sangat terkejut, karena (AR) orangnya biasa-biasa saja," ujar Sabur Subekti saat ditemui di kawasan Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Jumat (27/12/2024) malam.
Pihaknya pun tidak menyangka AR yang lahir dan besar di Kelurahan Majalengka Wetan tersebut diduga terlibat kelompok teroris hingga diamankan Densus 88 Antiteror.
Ia mengatakan, dari yang diketahuinya AR lebih banyak beraktivitas di luar daerah dari mulai Bandung, Tasikmalaya, hingga lainnya, dan hanya beberapa waktu datang menengok rumahnya.
Namun, hingga kini AR diketahui masih memiliki KTP dan berdomisili di Majalengka meski jarang pulang ke tanah kelahirannya, karena lebih banyak beraktivitas di luar daerah.
"Orangnya enggak menetap, hanya sewaktu-waktu datang, tapi memang asli Majalengka sini, karena tinggalnya tidak di sini, hanya sehari atau dua hari pulang," kata Sabur Subekti.
Penggeledahan
Sabur Subekti, mengatakan, jajaran Densus 88 Antiteror Polri menggeledah kediaman AR.
Menurut dia, penggeledahan tersebut dilaksanakan tepat setelah Densus 88 Antiteror Polri mengamankan AR di kediamannya pada Jumat (27/12/2024).
"Setahu saya, ada beberapa barang yang disita Densus 88 Antiteror dari rumah AR," ujar Sabur Subekti saat ditemui di kawasan Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Jumat (27/12/2024) malam.
Ia mengatakan, barang bukti yang disita jajaran Densus 88 Antiteror tersebut, di antaranya, berbagai dokumen hingga buku-buku tentang jihad.
Pihaknya mengakui tidak mengetahui lebih lanjut mengenai barang bukti itu benar-benar milik AR atau hanya disimpan di kediamannya.
Selain itu, pada mulanya ia tidak mengetahui penangkapan AR sebagai terduga teroris, dan hanya melihat suasana rumahnya yang ramai.
"Penggeledahannya kira-kira selama 1,5 jam, dan baru selesai menjelang jumatan, kemudian polisi langsung membawa barang-barang yang disita," kata Sabur Subekti.
Sabur Subekti tidak mengetahui secara detail terkait penangkapan AR oleh Densus 88 Antiteror pada Jumat (27/12/2024).
"Saya hanya mengetahui banyak polisi yang menggerebek rumah AR pada Jumat pagi kira-kira pukul 7.30 WIB," kata Sabur Subekti saat ditemui di kawasan Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Jumat (27/12/2024) malam.
Pak RW mengatakan, pada mulanya tidak mengetahui penangkapan AR sebagai terduga teroris, dan hanya melihat suasana rumahnya yang ramai.
Selain itu, pihaknya mengakui, petugas Densus 88 Antiteror juga langsung menggeledah rumah AR selama beberapa jam sejak pagi hingga siang.
"AR tinggal sendiri di rumahnya, punya istri tapi sudah cerai, dan anaknya juga informasinya di pesantren yang berada di Tasikmalaya," ujar Sabur Subekti.
Pantauan Tribuncirebon.com, rumah AR yang didominasi cat biru dan putih tersebut tampak sepi, bahkan lampu teras maupun garasinya mati.
Terlihat sebuah mobil putih yang ditutupi plastik di garasi rumahnya, dan beberapa perabotan lainnya dari mulai sejumlah kursi, meja kecil, serta lainnya.
Namun, lampu terlihat menyala dari ruangan yang berara di lantai dua rumah AR tersebut, dan seluruh pintu hingga jendelanya tampak tertutup rapat.
Kasubsi PIDM Sie Humas Polres Majalengka, Ipda Riyana, mengakui, empat tertuga teroris yang diamankan Densus 88 Antiteror merupakan warga Kabupaten Majalengka.
Mereka diamankan pada Jumat (27/12/2024) pagi, dan merupakan rangkaian penangkapan terduga teroris di wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
"Keempat terduga teroris tersebut diamankan di lokasi berbeda-beda di wilayah Majalengka," ujar Riyana saat ditemui di Mapolres Majalengka, Jalan KH Abdul Halim, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, Jumat (27/12/2024) malam.(TribunJabar)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya