"Kita memeriksa dari karyawan tentunya, kemudian dari warga yang ada yang tempat kejadian waktu itu. Lima orang yang kita periksa atau kita mintai keterangan," tambah Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Nurma Dewi.
Ia menjelaskan, pemeriksaan saksi-saksi itu dilakukan untuk membuktikan ada atau tidaknya tuduhan aktivitas LGBT tersebut.
"Memang masih didalami semua sudah kita minta keterangan yang melihat, mendengar, atau yang mengetahui kejadian itu. Itu yang kita kumpulkan untuk sementara ini," ucap dia.
2. Sempat mediasi dengan warga
Lurah Grogol Utara Muhammad Rasyid Darwis beserta unsur TNI-Polri telah meninjau Bunker Bar di Grand ITC Permata Hijau pada Senin (6/1/2025).
Penutupan bar tersebut merupakan atas kesepakatan bersama antara pemda dan pihak pengelola.
"Sebelum malam tahun baru kan sebelumnya sudah ada rapat di kecamatan, tingkat kecamatan. Bahwa dia siap menutup setelah malam tahun baru. Jadi itu tuh sudah ada penutupan dari yang bersangkutan," kata Rasyid kepada wartawan di lokasi.
Rasyid tak menampik bahwa bar itu ditutup karena adanya protes keras dari warga sekitar.
Alasan penutupannya memang ya ada protes keras dari warga masyarakat terkait dengan kegiatan mereka yang viral di medsos itu," ujar dia.
3. Diprotes sejak November 2024
Sebuah acara yang diduga pesta LGBT di Bunker Bar di Grand ITC Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dibubarkan warga.
Lurah Grogol Utara Muhammad Rasyid Darwis mengatakan, aktivitas di bar itu ternyata sudah diprotes warga sejak dua bulan sebelumnya atau pada November 2024.
"Itu (protes warga) hampir dua bulan yang lalu," kata Rasyid kepada wartawan di Grand ITC Permata Hijau, Senin (6/1/2025).
Selain karena aktivitas di dalam bar, protes dilayangkan warga lantatan sering terjadi keributan antarpengunjung.
"November sudah ada kejadian terkait dengan parkir atau keributan antar pengunjung itu sudah ada. Tapi warga resah ya sudah mulai protes," ujar Lurah.
Protes semakin kencang dilayangkan setelah warga mengetahui ada dugaan aktivitas di dalam bar tersebut.
"Dari warga, baru ya dia menemukan ya bahwa itu ada praktik LGBT. Maka bersikeras untuk menutup tempat tersebut," ungkap Rasyid.