TRIBUNJAKARTA.COM - Trauma yang begitu menancap dalam jiwanya membuat atlet Taekwondo asal Bandung, Fidya Kamalinda enggan bersatu kembali dengan kedua orang tuanya, Hindarto dan Khadijah.
Keinginan sekadar bertatap muka pun tak ada.
Trauma kekerasan yang dialami Fidya begitu membekas sehingga kepedihan itu sekonyong-konyong muncul kembali ketika ada pemantiknya, yaitu kehadiran mereka.
Bahkan, saat ditanya terkait kebenaran pengakuan Fidya soal kekerasan, Hindarto tampak tak menjawab dengan lugas.
Ada semburat rasa ragu pada wajahnya.
"Kalau tanggapan kami boleh dibilang, mungkin saya enggak bisa ngasih jawaban sekarang kecuali di tempat-tempat tertentu," jawab Hindarto seperti dikutip dari tayangan TV One pada Jumat (14/3/2025).
Ia berdalih seandainya melakukan kekerasan terhadap anaknya hanya semata untuk mendidik.
"Umpama benar pun (melakukan kekerasan) kan didik anak. Ya, mungkin enggak sampai sesadis itu bukan dalam artian kekerasan," jawabnya
Viral di media sosial
Seorang atlet Taekwondo asal Kota Bandung, Jawa Barat, bernama Fidya Kamalinda dikabarkan menghilang sejak tahun 2015 lalu.
Sampai saat ini, tahun 2025, orangtua Fidya Kamalinda mengaku belum mengetahui keberadaan anaknya tersebut.
Khodijah, ibu dari Fidya Kamalinda menyebut kala itu, anaknya meminta izin untuk pergi ke warnet.
Di warnet tersebut, Fidya Kamalinda katanya bertemu seorang pria lalu dibawa paksa menggunakan mobil.
Penelusuran TribunJakarta, Fidya Kamalinda akhirnya muncul dan memberikan klarifikasi melalui video yang diunggahnya di TikTok, pada Kamis (13/3/2025).
Di awal video, Fidya Kamalinda memperlihatkan KTP-nya demi membuktikan dirinya adalah sosok atlet Taekwondo yang dikabarkan hilang tersebut.
Fidya Kamalinda dengan mata berkaca-kaca membantah semua pernyataan orangtuanya.