TRIBUNJAKARTA.COM - Sekretaris Daerah Jawa Barat (Sekda Jabar), Herman Suryatman membongkar program barak militer ala Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang menuai polemik.
Di tengah banyaknya pihak yang mengusik program pengiriman siswa nakal ke barak militer ini, Herman memastikan segala sesuatunya dalam program tersebut sudah terdesign.
Sekalipun pembinaan karakter untuk siswa nakal di barak militer hanya berlangsung selama tiga pekan.
"Orang kan nyangkanya spontan. Ya anak-anak tawuran dan sebagainya langsung bawa ke barak. Saya kira tidak demikian," katanya dikutip dari unggahan IG Dedi Mulyadi, Rabu (4/6/2025).
Diketahui, postingan tersebut merupakan cuplikan dari dialog Herman bersama Helmi Yahya dalam channel Youtube Helmi Yahya Bicara.
Herman blak-blakan jika standar kompetensi untuk para siswa, standar pelatih, hingga biaya untuk pendidikan barak militer sudah dipikirkan secara matang oleh Sang Gubernur.
"Kami lakukan kaji cepat kami. Kami siapkan designnya. Standar kompetensi lulusannya, kami identifikasi, kami siapkan juga standar isinya, kurikulumnya. Kami siapkan standar prosesnya. Kemudian standar untuk pelatih, untuk pembina, untuk pendidiknya. Kemudian standar biayanya, standar saarana prasaarana, standar pengelolaannya, walaupun hanya tiga minggu kami siapkan designya," sambungnya.
Bahkan, perjanjian kerjasama juga disiapkan termasuk kehadiran psikolog klinis.
"Orang kan tidak paham itu," jelasnya.
Jawaban Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi pun memberikan tanggapannya terkait pernyataan orang dekatnya itu.
Mantan Bupati Purwakarta ini langsung kasih paham para pengkritik kebijakan barak militer yang digagasnya.
Terlebih pengiriman siswa nakal ke barak militer ini didesak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk dihentikan sementara.
"Program untuk rakyat #JawaBarat bukanlah 'sambal dadak'. Kami memasaknya sampai matang, baru kami sajikan," tegasnya dalam caption instagram.
Rahasia Spontanitas Dedi Mulyadi
Dalam kesempatan yang sama, Herman juga membongkar rahasia spontasinitas Sang Gubernur dalam mengambil keputusan.
Menurut Herman, Dedi tidak benar-benar spontan, melainkan karena di kepalanya sudah ada tujuan yang jelas dari tiap keputusan yang diambil.
Orang nomor satu di lingkup ASN Pemprov Jawa Barat itu memahami betul tindak-tanduk bosnya, yakni sang gubernur.
"Saya kira semuanya by design tapi beliau memang berpikir cepat," kata Herman, di channel Youtube Helmi Yahya Bicara, tayang Senin (2/6/2025).
Herman lantas menjelaskan maksud by design dalam konteks aktivitas Dedi Mulyadi.
Menurut Herman, pengambilan keputusan Dedi Mulyadi yang cepat telah terdesain atau dilatari visi yang kuat, yakni 'Jawa Barat Istimewa 2029'.
Sehingga, setiap Dedi Mulyadi mendapati adanya masalah, Sang Gubernur bisa berpikir cepat dengan basis visi bertenggat lima tahun itu.
"Semuanya kan berangkat dari tujuan utama, dan tujuan utama beliau dan tentu kita semua, birokrasi, pemerintahan dan warga Jawa Barat adalah mewujudkan Jawa Barat Istimewa tahun 2029."
"Itu adalah vision, dan visi ini kan di-breakdown ke dalam empat misi dan kemudian di dalamnya ada program kegiatan begitu."
Herman pun, bersama organisasi perangkat daerah (OPD) selalu siap mendampingi, mengeksekusi keputusan cepat Dedi Mulyadi.
"Beliau apa melaksanakan berbagai kegiatan tentu itu bahu membahu bersama birokrasi dan tentu kami juga membersamai beliau."
"Di lapangan terutama yang teknis ya, kepala dinas terkait, OPD terkait, begitu. Jadi apa yang dilakukan adalah menyelesaikan masalah dalam kerangka program dalam kerangka pencapaian visi Jawa Barat istimewa," jelasnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya